Laman

Senin, 30 Juli 2012

Seseorang Bersama yang Dicintainya dan Diidolakannya

Mengidolakan seseorang? Artis? Penyanyi? Boyband atau pun girlband? Tentulah sangat banyak kita temui pada akhir-akhir ini. Sungguh sangat miris melihat kalangan remaja yang terbelenggu dalam keadaan seperti ini, sesungguhnya akan banyak mudarat yang kita dapatkan apabila kita mengidolakan seseorang yang bukan makhram kita apalagi bukan dari kalangan muslim. Tentu kita akan meniru-niru gaya mereka, menempelkan poster-poster wajah mereka, menonton konser mereka, dan tentu semua itu akan melupakan kita tentang kewajiban kita selama ini. Kita lupa beribadah, meminta kepada-Nya, padahal semua yang kita lakukan bahkan ketika kita bisa mengedipkan mata adalah berkah dari Allah, Nauzubillahimindzalik apabila Allah telah mengambil nikmat itu.

HATI HATI DALAM MENGIDOLAKAN SESUATU!!!!!!!!!!


Karena seseorang akan bersama yang dicintainya dan diidolakannya
 "بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين, أما بعد:"



Sang Idola dan Panutan yang bebas dari segala keburukan dan kekejian
{قَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا } [الأحزاب: 21]
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” QS. Al Ahzab: 21.
Kenapa beliau idola tanpa cacat, jawabannya:
عَنْ سَعْدِ بْنِ هِشَامِ بْنِ عَامِرٍ قَالَ أَتَيْتُ عَائِشَةَ فَقُلْتُ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ أَخْبِرِينِى بِخُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-. قَالَتْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَا تَقْرَأُ الْقُرْآنَ قَوْلَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ (وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ)
Artinya: “Sa’ad bin Hisyam bin Amir berkata: “Aku pernah mendatangi Aisyah radhiyallahu ‘anha, lalu aku bertanya: “ Wahai Ummul Mukminin, beritahukanlah kepadaku akan akhlaknya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?”, beliau menjawab: “Akhlak beliau adalah Al Quran, apakah kamu tidak membaca Al Quran, Firman Allah Azza wa Jalla: (وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ) dan sesungguhnya engkau di atas budi pekerti yang agung.” HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al Albani di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 4811.
Makna “Akhlak beliau Al Quran”
Berkata Ibnu Rajab rahimahullah:
تعني : أنَّه كان تأدَّب بآدابه ، وتخلَّق بأخلاقه ، فما مدحه القرآن ، كان فيه رضاه ، وما ذمه القرآنُ ، كان فيه سخطه
Artinya: “Maknanya adalah beliau senantiasa beradab dengan adabnya Al Quran dan berakhlak dengan akhlaknya, apa yang dipuji Al Quran maka di dalamnya terdapat kerelaan beliau dan apa saja yang dicela Al Quran maka di dalamnya terdepat kemurkaan beliau.” Lihat Kitab Jami’ Al Ulum Wa Al Hikam.
Indahnya mengidolakan Nabi dan orang-orang yang diridhai Allah Ta’ala.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « وَمَا أَعْدَدْتَ لِلسَّاعَةِ ». قَالَ حُبَّ اللَّهِ وَرَسُولِهِ قَالَ « فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ ». قَالَ أَنَسٌ فَمَا فَرِحْنَا بَعْدَ الإِسْلاَمِ فَرَحًا أَشَدَّ مِنْ قَوْلِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- « فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ ». قَالَ أَنَسٌ فَأَنَا أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ فَأَرْجُو أَنْ أَكُونَ مَعَهُمْ وَإِنْ لَمْ أَعْمَلْ بِأَعْمَالِهِمْ.
Artinya: “Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bercerita: “Pernah seorang lelaki datang menenmui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu dia bertanya: “Wahai Rasulullah, kapan hari kiamat?”, beliau bersabda: “Apa yang kamu telah siapkan untuk hari kiamat”, orang tersebut menjawab: “Kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya”, beliau bersabda:“Sesungguhnya kamu bersama yang engkau cintai”, Anas berkata:“Kami tidak pernah gembira setelah masuk Islam lebih gembira disebabkan sabda nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam “Sesungguhnya kamu bersama yang engkau cintai, maka aku mencintai Allah, Rasul-Nya, Abu Bakar dan Umar, dan berharap aku bersama mereka meskipun aku tidak beramal seperti amalan mereka.” HR. Muslim.
قَالَ ثَابِتٌ فَكَانَ أَنَسٌ إِذَا حَدَّثَ بِهَذَا الْحَدِيثِ قَالَ اللَّهُمَّ فَإِنَّا نُحِبُّكَ وَنُحِبُّ رَسُولَكَ.
Tsabit (perawi hadits di atas) berkata: “Senantiasa Anas radhiyallahu ‘anhu jika meriwayatkan hadits ini, beliau berdoa: “Wahai Allah, sesungguhnya kami mencintai-Mu dan mencintai Rasul-Mu”. HR. Ahmad.
Kawanku…
Sangat indah…mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berarti akan bersama beliau di hari kiamat, tentunya di dalam surga.
Sangat indah…mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berarti akan bersama beliau di dalam surga meskipun pastinya tidak akan mampu beramal seperti amalan beliau.
Tapi ingat Kawanku…Hadits ini juga berlaku bagi yang;
>> mencintai orang yang buruk akidahnya; penuh dengan kekafiran, penuh dengan kesyirikan, penghinaan terhadap Allah Ta’ala, penghinaan terhadap nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan lainnya dari akidah yang buruk, maka dia akan bersamanya di hari kiamat…
>> mencintai orang yang buruk ibadahnya, ibadah senantiasa bid’ah, tidak memperhatikan kwalitas ibadah, tidak taat dalam ibadah, maka dia akan bersamanya di hari kiamat…
>> mencintai orang yang buruk interaksi sosialnya, sering menggangu orang lain, mecela orang lain, menzhalimi orang lain dan sebagainya dari interkasi social yang buruk, maka dia akan bersamanya di hari kiamat…
>> Mencintai orang yang perbuatan dan tingkah laku buruk dan keji, suka maksiat, suka pamer aurat, suka minum khamr dan barang memabukkan lainnya, suka mencuri, suka berzina, seks bebas dan sebagainya dari perbuatan keji dan buruk, maka dia akan bersanama di hari kiamat…
Mari perhatikan perkataan Al Mubarakfury rahimahullah:
 قوله المرء مع من أحب أي يحشر مع محبوبه ويكون رفيقا لمطلوبه قال تعالى ومن يطع الله والرسول فأولئك مع الذين أنعم الله عليهم الآية وظاهر الحديث العموم الشامل للصالح والطالح ويؤيده حديث المرء على دين خليله كما مر ففيه ترغيب وترهيب ووعد ووعيد
Artinya: “Sabda beliau “Seseorang bersama yang yang dia cintai”, maksudnya adalah dia akan dikumpulkan bersama orang yang dia cintai  dan akan menjadi teman untuk yang dicarinya, Allah berfirman: “Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka mereka akan bersama orang-orang yang yang dianugerahkan oleh Allah nikmat atas mereka”, dan secara lahir hadits , mencakup keumuman baik untuk mencintai orang shalih atau orang yang tidak shalih, dan yang menguatkan pendapat ini adalah hadits yang berbunyi: “Seseorang sesuai dengan agama temannya”, sebagaimana yang sudah disebutkan. Maka di dalam hadits ini, terdapat motivasi (untuk berteman dengan orang shalih-pent) dan peringatan keras (untuk tidak berteman dengan orang tidak shalih-pent), di dalam hadits ini terdapat janji yang baik (bagi yang berteman dengan orang shalih-pent) dan ancaman siksa (bagi yang berteman dengan orang tidak shalih-pent).” Lihat kitab Tuhfat Al Ahwadzi.
Kawanku …
Jangan sampai hari kiamat kita seperti apa yang disebutkan di dalam ayat di bawah ini akibat MENJADIKAN IDOLA YANG TIDAK PANTAS UNTUK DIIDOLAKAN, BAIK KARENA KEKAFIRANNYA, KESYIRIKANNYA, KEBID’AHANNYA DAN MAKSIATNYA!!!.
{يَوْمَ تُقَلَّبُ وُجُوهُهُمْ فِي النَّارِ يَقُولُونَ يَا لَيْتَنَا أَطَعْنَا اللَّهَ وَأَطَعْنَا الرَّسُولَا (66) وَقَالُوا رَبَّنَا إِنَّا أَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاءَنَا فَأَضَلُّونَا السَّبِيلَا (67)} [الأحزاب: 66، 67]
Artinya: “Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikkan dalam neraka, mereka berkata: Alangkah baiknya, andai kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul. Dan mereka berkata: “Wahai Rabb kami, sesungguhnya kami telah menaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).” QS. Al Ahzab: 66-67

Minggu, 29 Juli 2012

Hari ini aku bertemu dengan teman lama ku, teman sekolahku dulu. Mereka tersentak melihat perubahanku, memakai kerudung yang panjang, memakai kaos kaki dan baju yang tak sama lagi dengan yang dulu. Dahulu aku memakai baju sama seperti manusia primitif yang sama sekali tak memiliki arti. Namun sekarang, ketika aku bangga dengan kerudungku, salah satu dari mereka berkata "Sumpah dita! Kau tidak cocok dengan pakaian ini, kau terlihat cupu dan tidak modis lagi" Aku terdiam tanpa kata. Lalu aku katakan padanya "Apakah kau bisa menjamin kemodisan itu akan terlihat cantik dimata Allah?" Sekarang giliran dia yang terdiam. Di sepanjang jalan bersama mereka, aku hanya terdiam, meratapi tubuhku, dan tubuh mereka. Tentu berbeda, aku seperti lemper yang benar-benar terbungkus rapi sedangkan mereka memakai pakaian yg dulu aku sering pakai. Entah dimana letak kesalahan itu, padaku atau pada mereka.

Ya Allah, apabila aku sedih, jadikanlah sedih ini karena melihat mereka yang lupa padamu
Ya Allah, apabila aku berdakwah di jalanmu, selamatkanlah aku dalam godaan mereka
Ya Allah, apabila aku sudah menjadi tak sadar, maka sadarkanlah aku
Ya Rabbi, apabila akulah yang salah, tolong tunjukkan jalan mana yang benar

Sesungguhnya seluruh hidup, jiwa dan ragaku hanyalah untuk-Mu, aku ingin selamanya disisi-Mu, menjadi seseorang yang Kau sucikan hatinya, yang Kau ridhoi jalan hidupnya, dan yang Kau selalu sayangi.

Kadang kala aku merasa bukanlah orang baik ketika aku tak mampu mengendalikan segala emosiku, mengendalikan hawa nafsuku. Aku sudah mencoba mencari dan mencari mengapa aku tak bisa, namun alasan yang kutemui selalu saja mencari alasan yang lain. Aku benci ketika diriku menyalahkan orang lain, membentak ibuku, membicarakan orang lain. Ya Allah Ya Rabb, sesungguhnya Engkau tahu jalan mana yang baik untukku, Ikhdinassiratal mustaqim :)

Sabtu, 28 Juli 2012

Martabat Muslim, Mukmim, Mukhsin, Mukhlis, dan Muttaqin

MUSLIM > MUKMIN > MUKHSIN > MUKHLIS > MUTTAQIN

1. MUSLIM

1.1.  Muslim  >>> Orang yang beragama Islam. Menunjukkan orang yang menyerah diri/tunduk kepada Allah swt.
Seorang manusia yang telah menerima dan mengikrarakan Islam sebagai agamanya dengan mengucapkan kalimah syahadah. Artinya, orang ini percaya sudah menerima segala kewajiban-kewajiban dan hak-hak yang telah digariskan oleh Islam.

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Wahai Tuhan kami! Jadikanlah kami berdua: Orang-orang Islam (yang berserah diri) kepadaMu dan jadikanlah daripada keturunan kami: Umat Islam (yang berserah diri) kepadamu dan tunjukkanlah kepada kami syariat dan cara-cara ibadat kami dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah Maha Penerima taubat, lagi Maha Mengasihani.” [al-Baqarah : 128].
MUSLIM, (akar katanya,Islam/salima  artinya damai, selamat, sejahtera ) adalah orang baru menyerahkan diri saja kepada Allah, seperti anak sekolah TK, walaupun diberi pelajaran masih berbuat yang tidak  baik , kita perhatikan saja anak anak yang sekolah TK, karena belum mengerti tujuab hidupnya, yah sekedar pengakuan saja.
( Surat : 7 ;172 ; 49 :14 )


2. MUKMIN

2.1. Mukmin >>> orang Islam yang beriman. Firman Allah swt :-
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal soleh, mereka itulah sebaik-baik makhluk.” [al-Bayyinah : 7]

Seorang Muslim tidaklah cukup dengan pengakuan itu saja, tetapi harus diiringi dengan amal/perbuatan/tindakan yang diperintahkan oleh agamanya. Dengan melaksanakan hal itu, dia meningkat menjadi seorang Mukmin. 

MUKMIN ( akar kata Iman artinya percaya , Amanah artinya orang dapat diberi kepercayaan ), adalah orang mengatakan keimanan dengan lidah , diyakini dengan hati dan dikerjakan dengan perbuatan ( mengamalkan rukun Iman 6). In adalah tingkatan : SD. ( Q. 2 : 3, 4, 5 dan 6 ; Al-Anfal : 2 dan 3 ; S. 49 : 15 )


3. MUKHSIN 

3.1. Muhsin >>>  Orang Mukmin yang mencapai tahap Ihsan sebagai yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra. didalam sebuag hadith yang panjang 
Seorang Mukmin haruslah mengerjakan perbuatan kebajikan yang disebut ihsan. Ihsan itu meliputi segala perbuatan yang baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Dari seorang Mukmin meningkat lagi menjadi seorang Muhsin. 

ما الإحسان قال أن تعبد الله كأنك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك
Apa itu Ihsan, Dia menjawab : Kamu menyembah Allah seolah-olah kamu melihatnya, dan jika kamu tidak melihatnya, ketahuilah bahawa Dia (Allah) melihat kamu [Hadith Riwayat Bukhari]
MUKHSIN  ( dari kata Ikhsan artinya : baik )adalah orang tingkatan Muslim + Mukmin, artinya orang tersebut tidak beriman saja , tapi sebagaimana  Hadits Nabi SAW, yaitu : “Dia beribadah kepada Allah seakan akan melihat-Nya, tapi apabila dia tidak melihat-Nya, sesungguhnya Allah melihat dia.”
Ini adalah tingkatan :  SLTP. ( Q. 3 : 134  ; S. Al- Qoshosh :77 )


4. MUKHLIS

4.1. Mukhlis 
Seorang Muhsin mengerjakan ihsan itu semata-mata karena berbakti kepada Tuhan, bukan karena mengharapkan pujian, sanjungan, pangkat dan lain-lain; akan tetapi sungguh-sungguh ikhlas, saat itu manusia meningkat menjadi seorang Mukhlis. 
MUKHLISH (dari Ikhlas ,.. dst )  adalah orang beribadah kepada Allah, hanya mengaharapkan ridho-Nya, contoh seperti orang besedekah dengan tangan kanannya, maka tangan kirinyapun tidak. Ilutrasi lainya : Seperti orang buang air besar , setelah keluar yah.. sudah, tidak pikirkan/ di ingat-ingat, Ah… sayang ,tadi makan adalah yang enak-enak. Surat: 98:5. Ini adalah tingkatan : SLTA


5. MUTTAQIN
5.1. MUTTAQIN

Muttaqin >>> Orang Mukmin yang bertaqwa. Firman Allah swt :
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ. الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ.

“Kitab Al-Quran ini, tidak ada sebarang syak padanya (tentang datangnya dari Allah dan tentang sempurnanya); ia pula menjadi petunjuk bagi orang-orang yang (hendak) bertakwa; Iaitu orang-orang yang beriman kepada perkara-perkara yang ghaib dan mendirikan (mengerjakan) sembahyang serta membelanjakan (mendermakan) sebahagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” [al-Baqarah : 2-3]

( akar kata taqwa : takut ), secara istilah adalah : adalah orang melaksanakan perintah Allah secara sempurna, dan menjauhkan perintah Allah.Did alam Al-Qur’an banyak sekali ayat ayat yang menjelaskan sifat orang bertaqwa, antara lain Surat: ( Al-Baqoroh)2 : 2,3,4 , 5, 177, 183 ;(Al-Imron) 3: 133, 134, 135 dan 135 dll..

  Dan banyak sifat sifat lainnya yang paling Istimewa, pantas kalau Allah SWT 
  menyebutnya ORANG YANG PARIPURNA”( ISLAM KAAFFAH). Ini adalah tingkatan :
  Unversitas.

By Mbah Yunos Muhammad

Jumat, 27 Juli 2012

Karena Allah:')

Bukan inginku untuk mencintai sosok seseorang
Mengagumi tanpa dicintai kembali
Membanggakan tanpa ditoleh sama sekali
Namun inilah nyatanya, aku telah mencintaimu karena Allah

Sebagaimana hakikatnya, cinta adalah fitrah yang wajar dimiliki setiap manusia
Namun aku tak mengerti mengapa aku memilikinya sampai saat ini
Jawabannya sederhana, karena aku mencintai sosok yang mencintai-Mu
Cinta ini sederhana, sesederhana ketika kau memakai pecimu dan tersenyum dihadapanku
Sungguh, ketika saat itu jantungku tak berhenti berdebar kencang

Aku rindu ketika kau tersenyum terhadapku
Mungkin salahku untuk terlalu banyak berkata pada mereka tentang rasa ini
Sehingga kau tahu apa yang kurasa
Mungkin kau tak lagi akan menoleh dengan memberiku secercah harapan

Aku senang memandangimu ketika kau sedang membaca ayat-ayat suci Al-Qur'an
Karena itu membuat hatiku bergetar, teringat akan Allah yang menciptakanmu
Subhanallah, aku tak pernah sangka bahwa Allah telah ciptakan seseorang sepertimu

Namun seperti yang tertulis dalam surat An-Nur:26 "dan wanita yang baik untuk lelaki yang baik, dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik"

Dari situ aku mulai mempersiapkan diriku, menyadarkan diriku, dan mensolehahkan diriku
Karena aku ingin mendapatkan seorang lelaki yang mencintai Allah
Sehingga ketika cinta itu bertambah, maka cintaku kepada Allah pun bertambah
Tugasku bukan mencarimu, tetapi mensolehahkan diriku
Wahai engkau yang tertulis di lauhul mahfudzku, calon ayah dari anak-anakku
Aku percaya kau sedang memperbaiki diri, menyiapkan dirimu untuk bertemu denganku kelak suatu saat nanti 
Aku tak tahu apakah engkau adalah seorang yang kufikirkan saat ini dan kucintai saat ini
Namun aku tahu, jika engkau yang tertulis di lauhul mahfudzku niscaya rasa itu akan Allah tumbuhkan

Minggu, 15 Juli 2012

Kala Cinta Datang Menggoda


"Jatuh cinta berjuta rasanya ...", begitu syair lagu ciptaan Titik Puspa. Konser Dewa, Atas Nama Cinta, dihadiri ribuan penggemar mereka. Album terakhir mereka pun, Cintailah Cinta pun terjual diatas 1 juta copy. Dan entah berapa banyak lagi lagu, kata, ungkapan, syair, puisi yang berbau cinta begitu mengharu biru dunia ini.
Hmm..perasaan jatuh cinta memang sukar dijelaskan dan ditebak, karena penuh dengan gejolak. Semua saran dan nasihat ditolak, bahkan nalar pun bisa terdepak oleh perasaan mabuk kepayang yang membikin rasa melayang-layang. Itulah dahsyatnya perasaan yang satu ini. Gedubrak !!!
Apakah karena itu kita tak boleh mencintai dan dicintai? Uups...tentu saja boleh, karena cinta adalah pemberian Allah SWT. Mencintai dan dicintai adalah karunia, sekaligus panggilan hidup kita. Tak pernah merasakan jatuh cinta, bukanlah manusia, karena manusia pasti merasakan cinta [QS Al Imran:14] Bahkan, cinta merupakan ruh kehidupan dan pilar untuk kelestarian ummat manusia.
Islam juga gak phobi sama yang namanya cinta kok, bahkan Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam jiwa manusia. Namun, bukan dalam komoditas rendah dan murah lho. Artinya, tingkatan mencintai sesuatu itu ada batasnya. Jika cinta itu malah membawanya kepada perbuatan yang melanggar syariat, nah...kore wa dame da!*
Hmm...cinta itu katanya jelmaan perasaan jiwa dan gejolak hati seseorang, wuis...puitis banget! Nah, dalam Islam kalau kita merujuk QS: At Taubah 24, maka cinta dapat dibagi dalam 3 tingkatan, yaitu:
  1. Cinta kepada Allah, Rasul-Nya dan jihad di jalan-Nya
  2. Cinta kepada orangtua, istri, kerabat dan seterusnya
  3. Cinta yang mengedepankan cinta harta, keluarga dan anak istri melebihi cinta kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan Allah.
Lalu gimana dong, kalau cinta itu datang, menghampiri dan menggoda di luar pernikahan? Nah lho, puyeng deh kalo gini! Padahal cinta itu kan timbul memang dari sononya, muncul dari segi zat atau bentuknya secara manusiawi wajar untuk dicintai. Normal aja kan, jika memandang sesuatu yang indah, kita akan mengatakan bahwa itu memang indah, masa' sih dibilang jelek!
Menurut Imam Ibnu al-Jauzi, "Kecintaan, kasih sayang, dan ketertarikan terhadap sesuatu yang indah dan memiliki kecocokan tidaklah merupakan hal yang tercela serta tak perlu dibuang. Namun, cinta yang melewati batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada hal yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela."
Waduh...gimana dong, lagi jatuh cinta nih! Problem...problem... mana masih kuliah, kerjaan belon ada, masih numpang ama orangtua, wah...nih cinta kok gak pengertian ya!
Kalem dong, jangan blingsatan begitu. Emangnya jatuh cinta masalah kamu aja, ya...gak lagi! Nabi Yusuf a.s. aja pernah jatuh cinta lho, bahkan kepada seseorang wanita yang telah menjadi istri seseorang. Eits...protes deh! Iya deh, kalau bukan cinta, paling gak, tertarik dan terpesona, boleh kan?
Buka deh surat Yusuf, romantika kisah beliau diceritakan dengan tuntas, awal, proses, konflik hingga klimaks dan ending-nya. Nah lho...Nabi aja bisa punya 'konflik' seperti itu, apalagi kamu, iya kan? Romantika cinta beliau bukan kacangan, atau pepesan kosong, namun apa yang dialami beliau bisa menjadi pelajaran buat kita bagaimana kalau cinta itu demen banget menggoda kita. Beliau sadar, dan mengerti betul bahwa itu terlarang, meski ada gejolak di hatinya [QS Yusuf: 24]
Namun... Kondisi di atas itu gak terjadi begitu aja lho, karena sebelumnya Nabi Yusuf a.s. pun telah berusaha untuk menolaknya saat wanita itu terus merayunya. Eh...nabi Yusuf pun dikejarnya, dan yang dikejar malah lari terbirit-birit, wuus...
Lantas apa dong pelajaran yang bisa kita ambil, saat cinta itu menggoda kita? Pelajarannya adalah:
  1. Setiap orang memiliki rasa tertarik dengan lawan jenisnya, perasaan ini manusiawi, fitrah sekaligus anugerah.
  2. Namun, gejolak itu harus diatur lho, kalau gak maka kita akan terperosok ke jurang kenistaan, karena diperbudak gejolak jiwanya. Lantas jadi merana deh, angan-angan melulu. Innan nafsa la ammaaratun bis-suu, sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak kepada kejahatan kecuali nafsu-nafsu yang diberi rahmat oleh Allah [QS Yusuf:53].
  3. Kalau kita jatuh cinta pada lawan jenis, dan mengharapkan terbalaskan cintanya, maka saat itu ada sebagian dari akal dan logika yang hilang. Sekian banyak pertimbangan akal sehat yang dipunyai jadi ngadat, gak jalan! Gak percaya? Coba deh, ntar kalau kamu tambah dewasa, udah nikah, mungkin mikir, "Kok, dulu begitu ya?", "Kok, dulu gak mikir ya?", dan "kok-kok" yang lain. 
  4. Dulu waktu ngejar-ngejar, wah...dimana-mana hanya terpampang wajah dia seorang, kekasih hati. Tidur gak nyenyak, makan pun terasa gak enak, bukan karena banyak nyamuk atau lauknya gak enak, dunia ini pun hanya untuk berdua, yang lain ngontrak, ck...ck...ck... Kalau gak ketemu, rasanya gimana gichuu. Dikejar setengah mati deh, pokoke mesti dapet! Tapi begitu udah dapat, lalu masuk dunia rumah tangga, gejolak itu bisa berganti dengan rutinitas dan bisa bosan. Itulah sifat manusia, karena itu bila mencintai seseorang, cintailah sewajarnya, siapa tahu ntar kamu benci padanya. Begitu juga sebaliknya, kalau benci, bencinya yang wajar aja deh, siapa tahu ntar malah jatuh cinta :)
  5. Ingat lho, gak semua yang kita inginkan itu harus terpenuhi, kalau gak mau dibilang egois. Tidak semua cita-cita itu harus terkabul, dan tidak pula semua gejolak harus dituruti. Di dunia ini ada banyak pilihan, kalau gak dapat yang satu, pilihan lain masih banyak kan? Siapa tahu malah lebih baik. Makanya buka mata lebar-lebar, masa' sih cuma ada dia aja di dunia ini, emang yang lain kemana bo!
  6. Tidak semua yang kita anggap baik itu baik, dan tidak semua yang dianggap indah itu indah. Segala sesuatu itu pasti ada cacat dan cela-nya. Saat jatuh cinta sih, wuah...indah buanget, tiada cacat dan cela. Padahal bisa aja kan, cacat dan cela itu jauh lebih banyak dari baik dan indahnya.
  7. Akhirnya, kalau kamu udah sampai pada puncak cinta, yaitu pernikahan, ingat deh kalo puncak masalah pernikahan itu bukanlah pada siapa yang akan jadi pasangan kita, tapi gimana agar kita bisa survive di dalamnya, siapapun pasangan kita.
Semoga membantu akhi wa ukhti, jangan lupakan Allah SWT kalau antum jatuh cinta ya. Jatuh cinta-lah karena Allah SWT, karena kasih sayangnya akan meluruh ke jiwa.
Wallahu a`lam bis-shawab.
------------------------------------------------
BILA AKU JATUH CINTA
Allahu Rabbi aku minta izin
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Jangan biarkan cinta untuk-Mu berkurang
Hingga membuat lalai akan adanya Engkau
Allahu Rabbi
Aku punya pinta
Bila suatu saat aku jatuh cinta
Penuhilah hatiku dengan bilangan cinta-Mu yang tak terbatas
Biar rasaku pada-Mu tetap utuh
Allahu Rabbi
Izinkanlah bila suatu saat aku jatuh cinta
Pilihkan untukku seseorang yang hatinya penuh dengan kasih-Mu
dan membuatku semakin mengagumi-Mu
Allahu Rabbi
Bila suatu saat aku jatuh hati
Pertemukanlah kami
Berilah kami kesempatan untuk lebih mendekati cinta-Mu
Allahu Rabbi
Pintaku terakhir adalah seandainya kujatuh hati
Jangan pernah Kau palingkan wajah-Mu dariku
Anugerahkanlah aku cinta-Mu...
Cinta yang tak pernah pupus oleh waktu
Amiin.
-----------------------------------------------------------
*IKATLAH ILMU DENGAN MENULISKANNYA*
Al-Hubb Fillah wa Lillah,
Abu Aufa

Jilbab dimata lelaki

Mungkin sebagian dari kita merasa bahwa memakai jilbab menjadikan kita tidak terlihat lebih cantik lagi. Namun percayalah, kita akan terlihat lebih cantik dimata Allah SWT. Sungguh perhiasanmu akan lebih istimewa apabila kau jaga dan kau rawat. Dan hanya kepada Mahram kita saja yang boleh diperlihatkan.
Saya mencari-cari tentang definisi tentang wanita berjilbab dimata lelaki. Jawabannya adalah sebagai berikut: 

"Wanita berjilbab itu berkelas" - Rifqi Raditya, 15th

"Ibarat buku yang baru dibungkus, BEST SELLER pula" - Ricky Kurniadi


"Merekalah penyelamat yang selamat. Mereka yang pandai menjaga harta diri sendiri. Dan pandai mencegah orang unutk berbuat dosa" - Ade Muhammad Richard



Hijab beserta haditsnya

Wanita adalah makhluk hidup yang paling banyak memiliki perhiasan ditubuhnya. Maka dari itu Allah menyuruh kita untuk memelihara dan menjaganya. Cara menjaganya adalah dengan menghijabkannya (menutupi tubuhnya). Ukhti! Silahkan lihat hadits dibawah ini, semoga kita semua bisa menjadi seperti itu. Aamiin Ya Rabbal Alamin :)

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا (59) سورة الأحزاب“ Wahai Nabi () katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan wanita-wanita kaum muslim agar mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS.33 : 59)


وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلاَ يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلاَّ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ  (31) سورة النــور
“Katakanlah kepada wanita yang beriman, hendaklah mereka menahan pandangannya dan menjaga kemaluannya serta tidak menampakkan perhiasannya kecuali ( yang biasa ) nampak darinya. Dan hendakkah mereka menutupkan kain kerudung ke dada mereka” ( QS. 24 : 31).



 وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ  شققن مروطهن فاختمرن بها.
“ Hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dalam mereka” ( QS. 24 : 31).



يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلاَبِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا (59) سورة الأحزاب
“ Wahai Nabi  katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuan dan istri-istri orang beriman: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu, dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” ( QS. 33 : 59).



وَالْقَوَاعِدُ مِنَ النِّسَاء اللَّاتِي لاَ يَرْجُونَ نِكَاحًا فَلَيْسَ عَلَيْهِنَّ جُنَاحٌ أَن يَضَعْنَ ثِيَابَهُنَّ غَيْرَ مُتَبَرِّجَاتٍ بِزِينَةٍ وَأَن يَسْتَعْفِفْنَ خَيْرٌ لَّهُنَّ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (60) سورة النــور
“ Dan perempuan-perempuan yang telah berhenti ( dari haid dan mengandung) yang tidak ingin kawin lagi, tiadalah atas mereka dosa menanggalkan pakaian mereka tanpa (bermaksud) menampakkan perhiasan. dan berlaku sopan adalah lebih baik bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. 24 : 60 ).



سألت النبي  كيف يصنع النساء بذيولهن ( أسفل الثياب ) قال : يرخينه شبرا، قالت : إذا تنكشف أقدامهن، قال : يرخينه ذراعا لا يزدن عليه. متفق عليه
“ Apa yang harus diperbuat wanita dengan bawah baju mereka? Nabi  bersabda : Hendaklah ia turunkan satu jengkal ( dari mata kaki ) Ummul Mu’minin berkata : “ kalau begitu akan tersingkap kaki kami, wahai Rasulullah” Nabi bersabda : “ turunkan satu lengan dan jangan dilebihkan” ( HR. Bukhari dan Muslim ).




منع السفور كتابنا ونبينا
فاستنطقي الآثار والآيات
"Nabi dan kitab suci kita melarang telanjang, tidak menutup aurat, maka tanyakan kepada hadits dan ayat suci Al Qur’an”