Laman

Sabtu, 21 Desember 2013

Kepada yang tercinta, ibu...

Ibu.....
Aku harap kau tidak membaca surat lusuh ini
Surat yang kubuat dengan entah berantah
Surat yang mungkin hanya mencurahkan secuil rasa bahagiaku memilikimu
Surat yang mungkin tak akan pernah kau baca disepanjang hidupmu

Ibu....
Derai air matamu tak pernah habis kau curahkan untukku, anakmu. Cintamu jua tak pernah lekang oleh waktu. Walau habis darah dan air matamu. Segalanya hanyalah untukku. Walau ragamu rasanya ingin sekali terhempas karenaku. Kau tak pernah berhenti sebelum kutahu apa itu keberhasilan sesungguhnya.

Ibu....
Peluh keringatmu tak akan bisa tergantikan oleh apapun. Sebanyak apapun uang yang kupunya nanti, semati-matinya aku berusaha untukmu. Walau aku menggendongmu dari Indonesia sampai Mekkah, walau aku meminum air dari basuhan kakimu, walau aku menjual nyawaku untukmu. Itu semua tak akan pernah terbalas. Tak akan pernah, ibu.

Ibu.....
Sejuta maaf yang hanya bisa kulontarkan. Sejuta sesal karena egoku yang bisa kuucapkan. Sejuta naif diri ini yang mungkin hanya akan kusimpan sepanjang sisa hidupku. Walau habis darahku tumpah, tak akan pernah kubiarkan seseorang menyakitimu.

Ibu.....
Didalam surat ini, kusiasati namamu dalam lubuk hatiku yang terdalam sama seperti kau selalu menyiasati namaku dalam doamu. Maafkan aku, ibu. Aku pernah mendengar percakapanmu dengan Dia. Dan aku menangis. Namaku berulang kali kau sebut dihadapan-Nya.

Ibu.....
Tiada hadiah terindah yang bisa kuberikan dihari mulia ini. Hanya seuntai doa yang akan terus mengiringi langkah muliamu, yang akan selalu menemanimu kala suka maupun duka. Kala gelap maupun terang. Kala kau kesakitan maupun tidak. Semoga ibu disayang Allah. Semoga cinta ibu hanya untuk Allah dan mencintai kami karena Allah.

Ibu.....
Kelak doa ini akan dikabulkan, sebagai pembuktian rasa cinta-Nya padamu. Maka kupersembahkan keberhasilan itu suatu saat nanti. Demi engkau, ibu. Bidadari yang Dia janjikan padaku saat itu :')



Mega Dita Agustin
Palembang, 22 Desember 2013

Moga Ibu disayang Allah

Senin, 02 Desember 2013

Kepada-Mu, Allah...

Lagi. Air mataku jatuh lagi. Diatas sajadah hijauku.

Aku tiada sanggup mematri keadaanku
Tiada sanggup juga memaksa keadaanku 
Lirih. Senyap. Sepi. Sunyi..
Hanya ada suara jangkrik yang memecah kesunyian
Menambah indah sepertiga malamku
Bercumbu bermesraan dengan Kekasihku tercinta

Dia. Memang hanya Dia..
Cinta itu HAKIKI untuk-Nya
Air mataku jua untuk-Nya
Tersedu-sedu dalam gelap gulitanya malam
Indah bersama-Mu Ya Allah
Mana mungkin aku mencintai selain-Mu
Mana mungkin aku merindu selain kepada-Mu

Allah. 
Selembut asma-Mu dalam kitabku
Seharum kesturi di dalam surga-Mu
Seindah taman di dalam surga-Mu
Sesegar telaga kautsar

Allah.
Ajarkan aku mencintai sesuatu hanya karena-Mu
Ajarkan aku melontarkan kata-kata indah untuk-Mu
Ajarkan aku merangkai kata-kata demi dakwahku
Ajarkan aku menorehkan semua keluh kesahku terhadap-Mu

Galaxy cinta

Aku menangkap sesuatu dimatamu.

Entah apa itu. Yang kutahu hanyalah sebuah tanda nyala bahwa kau menyapaku.

Aku terpaku. Tiada berkata lebih lama.

Sudah lama sekali aku tak menyapa dan disapa olehmu.

Ah ya, kau mungkin lupa bahwa aku pernah ada disana. Dihati dan fikiranmu. Menggeliat dalam bunga tidur di setiap malammu. 

Mungkin kau juga lupa. Kita pernah bersama dalam orbital yang bernama galaxy cinta. 

Sabtu, 30 November 2013

Memahami teka-teki Tuhan

          Apa kau bilang? Teka-teki Tuhan? Bukankah Tuhan tak pernah memainkan teka-teki-Nya? Tidak. Ternyata kau salah. Tuhan memiliki teka-teki yang sangat indah. Teka teki yang hanya bisa ditebak oleh orang-orang yang mensyukuri nikmat-Nya dan selalu mengambil hikmah didalamnya. Cobalah kau tengok lagi kebelakang, hal apa saja yang kau rasa kau tak sanggup melakukannya tetapi sudah kau lewati saja. For example: bila umurmu sudah 17 tahun, maka kau telah bersekolah paling tidak 12 tahun. Berarti kau sudah menaiki 12 anak tangga. Dan disetiap tangganya diberikan pelumas. Tak mudah, hanya saja orang yang memiliki sepatu berduri tajam bisa melewatinya. Lantas dimana teka-teki Tuhan? Bukankah itu hanya ujian? Ah ya, aku hampir lupa. Ujian itu mirip dengan teka-teki. Bila ujian itu diakhir, maka teka-teki itu di awal. Hanya itu saja bedanya. Tetapi teka-teki Tuhan tentu berbeda dengan teka-teki manusia. Bahkan jauuuuuh lebih indah dan mengesankan. Bagaimana tidak? Permainan yang akan menjadi kisah kehidupan kita.
         Aku sedang melewati masa teka-teki itu. Teka-teki yang selalu menggeliat di atas kepalaku. Teka-teki yang sangat susah kutebak. Sampai aku sering tak tidur di malam hari. Teka-teki yang berfikir akan hari esok, lusa, dan seterusnya. Bahkan untuk 10 tahun yang akan datang. Jadi apakah aku nanti? Siapa orang yang mendampingiku nanti? Apakah anak-anakku akan bebal sepertiku? Teka-teki yang seharusnya sudah bisa kujawab saat ini. Seharusnya aku banyak berkaca dari apa yang sudah dan sedang aku lakukan. Seharusnya hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Seharusnya hari ini sudah dapat menebak satu kosa kata Tuhan untuk merangkai teka-teki hebat-Nya itu. Ah, Indahnya kuasa-Mu Tuhanku. Tiada sanggup lagi aku berkata-kata.
"Petiklah hikmah dan jangan pedulikan darimana dia berasal" - Rindu Ade
 Dan bahwa tanpa kita sadari, bahwa semua dari kita itu MISKIN. Kita sebenarnya hanya tinggal di dunia milik-Nya dan kita hanya MENUMPANG. 
       

Rabu, 27 November 2013

Untuk Hari Esok

                         Hujan menderai pelupuk kota siang ini. Sungguh aku menyukainya. Wangi lembab yang menghantui sepanjang perjalanan di kota. Jalanan yang basah dipenuhi nikmat dari-Nya. Hujan? Ah, rasanya sangat menarik untuk diperbincangkan. Bahkan untuk dirasakan. Sangaaaat bermakna. Apalagi ketika hujan meresonsinasikan masa lalu yang indah. Masa lalu yang hanya untuk dikenang, bukan untuk ditangisi. Sekali lagi, bukan untuk ditangisi. Dan hujan juga membuatku bersyukur akan kehadiran orang-orang yang melukis memori didalam kehidupanku. Sesekali menyakitkan. Sesekali menyenangkan. Manusia diciptakan karena berbagai macam alasan, ada yang diciptakan untuk membahagiakan, ada pula yang untuk menguji kesabaran. Oh ya, kau tahu apalagi yang membuatku menyukai hujan? Karena aku bisa melukis embun dimanapun dia berada. Itu menyenangkan sekali. Sama menyenangkannya dengan ketika aku bersama dengan orang-orang terkasih.
                         Sebut saja namanya embun. Lucu ya? Ya, karena ketika melihatnya hatiku terasa ditetesi oleh sejuta embun. Basah tanpa ampun. Sejuk menderai derai. Apalagi ketika siang itu. Aku tak tahu mengapa aku merasa berbeda sekali. Dia juga tampaknya sangat berbeda. Matanya memandangiku sangat lama. Aku hanya tertunduk. Mencari tahu apa yang sebenarnya dia fikirkan. Selama ini? Bukankah dia selalu berlaku yang sama. Memulai sepotong pembicaraan yang tampaknya basa-basi. Kalau kata orang sih, just making conversation. Mata itu redup sekali hari ini. Aku biasa-biasa saja. Tak diam. Tak juga terlalu berisik. Aku takut dibilang salah tingkah, takut juga dibilang terlalu kalem. Jadi biasa-biasa saja.
                          Hey kau tahu? Kau selalu datang dalam mimpi-mimpiku terakhir ini. Sebenarnya mimpi yang tidak pernah aku fikirkan sebelumnya. Mimpi yang tak ku impi-impikan. Siapa kau? Ngobrol saja paling banyak cuma 3 kali. Tahu sifatmu bagaimana saja tidak. Lantas mengapa terlalu sering datang dalam mimpi-mimpiku? Suka? Ah, sangat jauh rasanya dari rasa itu. Yang jelas aku bahagia saat kali berbicara denganmu. Walau basa-basi yang sangat basi. Cinta apalagi. Mana mungkin.
                          Kenapa? Ada apa sebenarnya? Apakah Tuhan sedang memainkan teka-teki takdir-Nya? Ataukah namamu dan namaku sebenarnya disandingkan di Lauhul Mahfudz? Biarlah, biarkanlah teka-teki ini begini. Tak usah dipahami. Agar kelak menjadi bahagia untuk esok hari. Biarlah, biarkanlah aku simpan dalam-dalam rasa dihatiku apabila memang ini yang dinamakan cinta. Tak usah dirasakan lagi. Agar kelak menjadi kejutan untuk esok hari. Biarlah, biarkanlah aku menapaki jalanku dengan tujuan yang lurus-lurus saja. Agar esok hari tak celaka....

Selasa, 26 November 2013

Tarian kunang-kunang

         SABTU MALAM- Kota ini sangat ramai. Sama ramainya dengan pasar ketika subuh mulai menjelang. Ada yang sibuk pulang dari perkerjaannya, ada juga yang berdiam diri di rumah, ada yang berkeliling-keliling kota dengan keluarga mereka, bahkan ada yang memaknainya dengan hari kebersamaan dengan yang terkasih. Ah, sejak kapan mulanya sabtu malam disebut malam minggu yang harus dihabiskan dengan berpacaran? Aku tak mengerti, sama sekali belum mengerti. Malam yang sangat ramai diluar sana. Yang didalam rumah hanyalah orang yang menjaga dirinya baik-baik. Yang tahu bahwa terlalu banyak bahaya dan ketidaknyamanan di luar sana. Macet, sama sekali tak bergerak. Bahkan untuk berhenti sejenak untuk beribadahpun rasanya sulit. Lantas mengapa harus keluar? Tak adakah hari lain yang lebih baik? Hei! Coba kau cerna apa yang kukatakan. Tidak. Aku tak memaksamu untuk sepakat dengan pendapatku. Aku hanya ingin kau mencernanya. Tidak memakannya matang-matang tanpa dicerna terlebih dahulu.
        Ditambah lagi dengan suasan semeraut kota besar. Bahkan rumah makan serta kafe sangat penuh hari itu. Asap rokok bertebaran sana sini. Belum lagi, apabila kita bermotor. Asapnya tak pantas sekali di hisap! Aku memilih diam dirumah. Menghabiskan malam untuk beristirahat. Tepatnya beristirahat dari kepenatan setelah sibuk belajar dan memikirkan segala sesuatu tiap harinya. Khusus sabtu malam, aku menyempatkan diriku untuk bebas dari segala fikiran. Tak memikirkan sesuatu yang berat, kecuali itu sangat mendesak. Aku lebih suka membaca novel dan meminum segelas kopi hangat dan cemilan lainnya. Bukankah itu jauh lebih nikmat? Walau kenikmatan aku dan kau tentunya berbeda. Nikmat itu relatif. Tak akan sama satu dengan yang lain. Kalaupun sama, pasti alasannya berbeda. Atau setidaknya aku memilih untuk tidur selepas sholat isya atau juga mendengarkan murhatal. Tidak kubiarkan bisikan busuk dari syaitan menghasutku untuk bersedih memikirkan sesuatu.
         Dan malam ini aku memilih untuk mendengarkan murhatal sambil menulis sepucuk surat cinta di pojok kamarku yang menjorok ke arah jendela kaca yang lebarnya sekitar 3x5. Tidak tahu untuk siapa. Yang jelas aku ingin menulis saja. Aku tiba-tiba teringat bagaimana romantisme cinta Ali dan Fatimah. Cinta dalam diam yang sangaaat indah. Mereka saling mencinta sejak lama, namun baru saling mengetahui ketika mereka menikah. Bagi mereka, cinta adalah ketika sudah berada didalam ikatan suci pernikahan. Bukan yang belum sah dan tak tahu kejelasannya. Tidak ada yang tahu mereka saling mencinta, bahkan dari golongan jin juga tidak tahu. Mungkin nanti, nanti aku juga akan menemukan seperti cermin diriku. Bahwa lelaki baik adalah untuk wanita baik. Aku mulai menulis. Sebaris. Dua baris. Tiga baris. Sepuluh baris. Tiga belas baris. Dan terhenti sejenak di baris ke lima belas. Tiba-tiba saja pena ditanganku terhenti. Otakku juga berhenti berfikir kata romantis itu. Ku dongakkan kepala ku. Ku pejamkan sejenak mataku. Rasanya sangat lelah. Atau mungkin mengantuk. Kemudian kubuka lagi mataku. Aku menyeka keringat di dahiku. Seperti habis berlari sepuluh meter rasanya. Sangat lelah. Selama itu juga aku berfikir, mengarahkan mataku ke arah jendela. Gelap. Hanya ada lampu lentera diluar sana. Ya, lampu yang ada dihalaman rumahku. Tiba-tiba sesuatu yang bercahaya menghampiriku. Membentuk formasi tarian yang indah. Bermain-main satu sama lain. Menyapaku seakan tahu bahwa aku butuh ketenangan menulis. Kau tahu? Mereka adalah segerombolan kunang-kunang. Yang membuat hati siapa saja yang melihatnya tenang. Aku tersenyum. Seolah memberi sapaan kembali pada mereka. Seolah berkata, "Selamat malam, juga!" mereka memainkan tarian yang semakin lama semakin indah. Kira-kira 30cm didepan kaca jendelaku. Dan mereka juga menyadarkanku tentang kuasa-Nya, bahwa Dia menyiptakan sesuatu pasti ada gunanya. Walau seekor kunang-kunang yang kecil. Walau yang tak terlihat oleh mata biasa sekalipun. Indaaaaaah sekali. Malam itu juga kutemukan sesuatu bahwa Kenikmatan cinta kepada-Nya adalah seperti tarian kunang-kunang malam ini. Bercahaya, membentuk keindahan ditengah gelapnya malam itu. Malam yang sepi bagi orang yang memilih menyendiri. Kulanjutkan sampai baris ke tiga puluh. Rasanya sangat banyak sekali yang melekat diotakku setelah melihat mereka datang. Tak akan berhenti kata-kata romantisme itu apabila tak kuhentikan. Mereka tak kalah hebatnya dengan tarian manusia. Malah menurutku jauh lebih hebat. Tapi tahukah kau bahwa kunang-kunang juga latihan menari sambil belajar terbang? Siapa yang mengajarkannya? Ibunya? Ayahnya? Beda sekali dengan manusia. Mereka diajarkan langsung oleh Tuhan mereka. Koreografer terhebat yang membuat formasi sebegitu indahnya. Maka nikmat Tuhan-Mu yang mana yang kau dustakan? 

Senin, 25 November 2013

Segelas teh hangat

            "TANDU!!!! MANA TANDU? ADA SESEORANG PINGSAN DI LAPANGAN!" seru suara menderu. Membuat sekolah seketika ramai mendatangi lapangan. Burung-burung pun berterbangan ketakutan. Hewan-hewan berlari saking gaduhnya. Siapa yang pingsan? Kenapa dia sampai bisa pingsan? Ah, ternyata dia! Sialnya dia! Seseorang yang apabila aku bertemu dengannya maka mukaku memerah dan jantungku berdebar sangat kencang. Tidak, itu bukan sesuatu kebetulan yang indah. Aku bingung. Aku hanya menggeletakkan tandu didepan tubuhnya, ia tergulai lemas. Aku sangat tak tega. Mana mungkin pula aku mengangkatnya. Semua orang mengangkatnya ke UKS. Aku sangat cemas. Namun tak berani juga untuk menyadarkannya. Sesekali kulihat mukanya. Berlari. Mengambil segelas teh hangat. Mencari minyak kayu putih. Terbirit-birit. Ku lihat lagi mukanya. Akhirnya! Aku berani mendatangi tubuhnya. Semua orang tidak ada yang tahu bahwa aku memendam rasa padanya. Namun, seketika apa yang aku takutkan itu menjadi kenyataan. Dia terbangun ketika aku berada disampingnya. Ah, kacau! Jantungku berdebar semakin kencang. Aku bertanya, "Kau sudah bangun?" pertanyaan basa-basi yang seharusnya tak ku tanyakan. Tentulah ia sudah bangun. Bodoh! Dia hanya tersenyum. Entah kenapa.
                "Ini segelas teh untukmu, Tuan!" aku memecahkan kecanggungan. Saat hanya ada kami berdua diruangan 10x8 itu. Aku hampir kehilangan semua kata-kata. Ia berterima kasih. Menatap lamat-lamat mukaku sambil tersenyum. Tentu saja aku tak berani menatapnya. Tidak juga berani mengatakan apa-apa lagi. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Satu menit. Sampai tidak ada percakapan sama sekali. Aku rasa aku harus pergi. Padahal dalam hati aku terlalu takut untuk memulai lagi percakapan. Hatiku bak gemuruh ombak yang begitu hebat saat dia tersenyum sambil menjawab pertanyaanku. Aku membalikkan badanku. Pergi menjauh ke arahnya. Satu langkah. Dua langkah. Tiga langkah. Sampai langkah ke-empat! Ya, tepat sekali dia memanggil namaku, untuk yang pertama kalinya, aku terdiam. Tak menoleh sekalipun. Aku ternganga. Mengapa dia tahu namaku? Sejak kapan? Apakah aku selalu disebut-sebut oleh teman-temannya? Atau apa? Ah, entahlah. Aku menoleh sejenak, lalu berkata, "Apa lagi yang perlu kubantu?" aku bersikap secuek mungkin. Agar tak ketahuan bahwa aku sebenarnya memiliki rasa padanya. Lagi-lagi dia tersenyum. Dia beranjak dari tempat tidurnya, mendekatiku. Ya, tepat sekali disebelah punggung kananku. Ya Tuhan, jantungku..... jantungku rasanya mau copot saat itu juga. "Terima kasih untuk tehnya, enak sekali. Teh termanis yang pernah aku rasakan. Karena pemanisnya adalah semburat senyuman di wajahmu. Teh terhangat yang pernah aku rasakan. Karena penghangatnya adalah kasihmu saat kau membangunkanku tadi." Ya Tuhan! Aku tak sanggup berkata-kata lagi. Tak juga menatapnya. Aku ingin menangis. Dia adalah orang yang mirip sekali dengan masa laluku, persis muka dan caranya berjalan serta menatapku. Persis sekali. Asal sekolah dan yang lainnya. Hanya saja, ulang tahunnya berbeda satu hari. Hanya satu hari. Tetapi sangat mirip seperti dua orang kembaran. Aku masih diam. Larut dengan kenangan masa lalu yang seperti hadir lagi dalam hidupku. Masa lalu yang seperti hidup lagi. Aku menggeleng. Tak apa-apa. Sebenarnya ini tugasku! Dia tampak sangat kebingungan mau berkata apalagi. Aku juga sama. Kami terdiam dalam berapa waktu. "Kau suka kucing?" aku mengangguk. "Sama, aku juga menyukainya, bukankah itu sangat lucu? Aku senang sekali memainkan bulu-bulunya. Sangat lembut. Suaranya juga lucu, apalagi yang masih bayi!" dia memecah keheningan itu. Dia seakan tahu semuanya tentangku. Aku tertawa kecil. Sungguh, dia mirip sekali dengan masa laluku.
              Selama ini aku diam, diam selama setahun. Ya, s-e-t-a-h-u-n dan tak pernah penat dengan perasaan dan orang yang itu itu saja! Memang wanita, apabila sudah jatuh cinta sulit untuk bangun lagi. Hffft... Aku terdiam di depan pintu ruangan pengap itu. Tentu saja tidak ada pendingin ruangan. Itu kan untuk orang sakit. Aku menghela nafas. Dan tiba-tiba dia mendatangiku, "Aku mencintaimu..." Hah? Apa katamu? Cinta? Apa itu cinta? Aku tak mengenalnya sejak dia pergi. Tak lagi untuk siapapun rasanya. Tapi kehadiranmu, sungguh seperti menghidupkan kembali rasa itu. Kau hadir lagi, Tuan! Kau bak air yang menyiram dedaunan dan bebungaan yang layu itu! Kau disini lagi, Tuan! Seakan memberi kabar baik pada seisi dunia, terutama aku. Aku tak mudah mengatakan rasa itu, maka aku hanya terdiam. Tiba-tiba aku berlari menuju lantai tiga kelasku. Begitu cepat langkah kaki itu. Semakin salah tingkah. Kutinggalkan dia sendirian disana. Maaf, Tuan! Hatiku bukan untukmu. Namun, baru sampai aku di anak tangga ke delapan lantai dua. Aku tersandung oleh anak tangga itu. GDBUKKK!!!!! Jatuh tanpa ampun. Sakit sekali! Seiring dengan terjatuhnya aku juga dari tempat tidur. Sialan! Itu hanya mimpi. Mimpi indah yang setidaknya membangunkanku dari mimpi buruk...... Mimpi buruk? Ah tidak juga bisa dibilang begitu. Yang jelas, saat bangun tidur badanku sakit sekali. Sudah lama aku mimpi jatuh tetapi tidak jatuh dari ranjang. Yang jelas, saat bangun tidur perasaanku sungguh berbunga-bunga.
              Hai, Tuan! Kau hadir lagi disini. 
              Walau hanya dalam kembang mimpi.
              Walau hanya figuramu yang tercermin disini.
              Aku merindukan engkau!
              Sungguh merindu.......

Senin, 14 Oktober 2013

Catatan hati; Ikhlas

Ibaratkan kita sebagai Ibrahim, dan setiap dari kita memiliki ismail. Ismail dalam bentuk yang berbeda-beda, ada harta, jabatan, prestasi dan mungkin orang yang paling kita cintai. Maka, apakah kita mampu memberikannya apabila Allah memintanya? Apakah kita selama ini sadar apabila semuanya hanyalah TITIPAN dan akan kembali pada SANG PENITIP?


Ikhlas?!
Sudah pantaskah hati ini di anggap ikhlas
Apabila masih sering terfikir dalam benih fikiran
Sudah benarkah hati ini di anggap ikhlas
Apabila melihat mukanya saja hatiku masih riuh memberontak
Sudah cukupkah hati ini di anggap ikhlas
Apabila terlalu sering lisan ini membicarakannya dibelakangnya

Aku belajar dari Ibrahim yang begitu kuat dan teguh menjalankan perintah dari-Nya, walau dia tahu bahwa itu adalah hal yang paling menyakitkan baginya. Meninggalkan sesuatu hanya mengharap ridho-Nya semata. Aku belajar dari Ibrahim yang ikhlas menjalankan perintah dari-Nya, sesekali itu adalah hal yang rasanya mustahil untuk dilakukan.
Pun ismail yang tak kalah kuat dan ikhlasnya, mereka bersuka cita menjalankan perintah dari Allah SWT. Walau bercucuran air mata....

Ibaratkan paku yang sudah di sematkan didalam kayu, walau sudah dicabut, bekasnya masih ada. Sama sekali dengan hati ini, walau rasanya mulut ini sudah beribu-ribu kali mengatakan bahwa aku memaafkannya. Namun gemuruh riuh itu masih ada ketika aku melihatnya. Aku merasa berapi-api. Entah, apa yang bisa membuatku sebenci ini dengannya. 

Kata orang, memberikan senyum adalah hal yang bisa menawarkan benci. Namun, untuk hal yang satu ini aku tidak bisa membuktikannya. Disinilah logika selalu berputar balik dengan keadaan hati. Padahal memaafkan terdengar lebih mudah daripada membunuh anak sendiri, lantas mengapa hal ini tak bisa sama sekali ku terima? Aku tidak mau bercampur aduk dengan perasaan dengki seperti ini. Yang ku inginkan adalah memaafkan. Hingga nanti di akhirat, tak perlu lagi Ia menawarkan istana surga bagi siapapun yang ingin memaafkan. Aku ingin membawanya ke istana surga itu bersamaku, walau sesekali hati kecil ini sering memberontak.

Ya Allah, izinkan kusematkan ikhlas dalam diri ini. Agar tiada lagi kata-kata menyesal....


Mega Dita Agustin
Palembang, 15 oktober 2013

Jumat, 26 Juli 2013

The miracle of shalawat

Abdul Wahid bin Zayd bercerita, ‘Suatu kali aku keluar rumah menuju Baytullah al-Haram untuk melaksanakan haji. Di tengah jalan aku ditemani oleh seseorang yang seakan-akan tidak mau berdiri dan duduk, tidak mau datang dan pergi, tidak mau makan dan minum, tidak mau tidur, kecuali ia banyak membaca shalawat kepada Nabi. Lalu aku bertanya kepadanya mengapa ia banyak membaca shalawat. Ia menjawab, ‘Aku akan menceritakan kepadamu sebuah kisah ajaib. Suatu hari aku pergi menuju Mekkah bersama ayahku. Dalam perjalanan, kami singgah di suatu kampung. Pada saat itulah, aku tertidur. Dalam tidurku aku mendengar suara yang berkata kepadaku, ‘Wahai Fulan, bangunlah. Sesungguhnya Allah sudah mematikan ayahmu dalam keadaan wajahnya hitam legam’. Seketika itu juga aku terbangun, dan aku lihat ayahku sedang berbaring dalam keadaan tertutup wajahnya. Lalu aku singkap kain yang menutupi wajah ayahku, dan aku dapatkan ayahku sudah meninggal dan wajahnya hitam legam. Aku begitu sedih dengan kejadian itu, sehingga aku kembali tertidur. Pada saat tidur itu, aku bermimpi melihat 4 malaikat yang berwajah hitam di dekat kepala ayahku, dan 4 malaikat berwajah hitam di dekat kaki ayahku. Di tangan malaikat-malaikat tersebut ada tongkat-besi yang diambil dari neraka untuk menyiksa ayahku. Pada saat aku memperhatikan apa yang akan dilakukan malaikat-malaikat tersebut kepada ayahku, maka datanglah seorang laki-laki yang dari wajahnya memancar cahaya. Laki-laki itu mendatangi para malaikat tersebut sambil berkata, ‘Tinggalkan dia’. Maka malaikat-malaikat tersebut meninggalkan ayahku sampai aku tidak lagi melihat 4 malaikat itu. Lalu laki-laki itu mendatangi ayahku dan mengusap wajah ayahku dengan tangannya. Maka, wajah ayahku menjadi sangat putih, melebihi putihnya salju, dan wajah ayahku menjadi bersinar. Lalu laki-laki itu mendatangiku dan berkata, ‘Allah sudah memutihkan wajah ayahmu dan menghilangkan hitam dari wajahnya’. Aku bertanya kepadanya, ‘Siapakah engkau? Semoga Allah membalas perbuatanmu dengan kebaikan’. Laki-laki itu berkata, ‘Aku adalah Muhammad Rasulullah’. Aku berkata kepadanya, ‘Wahai Rasulullah, apa sebabnya engkau mendatangi ayahku?’ Rasulullah menjawab, ‘Semasa hidupnya, ayahmu memang sering melakukan kesalahan. Meskipun demikian, ayahmu banyak membaca shalawat kepadaku. Ketika ia sedang dicabut nyawanya, ia minta tolong kepada Allah dengan perantaraanku. Aku adalah penolong bagi siapa saja yang banyak membaca shalawat kepadaku’. Setelah itu, aku terbangun dari tidurku. Lalu aku membuka kain yang menutup wajah ayahku, dan aku lihat wajah ayahku menjadi putih. Aku segera mengurus kematiannya dan menguburkannya. Sejak saat itu, aku tidak pernah lepas dari membaca shalawat kepada Nabi’.
Mengomentari kisah tersebut, Ibnul Jawzi berkata, ‘Kalau shalawat dapat membuat wajah bersinar di saat mati, maka lebih layak lagi kalau shalawat juga dapat membuat hati menjadi bersinar ketika masih hidup. Atas dasar itulah, Allah menjadikan pribadi Rasulullah sebagai ‘sinar’. Allah menamai diri Rasulullah sebagai ‘pelita yang menyinari’ (sirajan muniran)’.
Dari kisah tersebut, banyak yang bisa kita ambil bahwa:
1. Kematian tidaklah bisa ditebak-tebak entah sekarang atau nanti
2. Shalawat memperindah kehidupan dan menjadi penolong yang nyata
3. Allah-lah sebaik-baiknya penolong dan Rasulullah SAW sebagai perantaranya
Jadi pertanyaan sekarang, susahkah membaca shalawat? Setiap hari berapa kali anda bershalawat? 1 kali? 2 kali? 3 kali? Yuk tingkatkan lagi, jadikan 100 kali per hari. Karena shalawat bisa dibaca dimanapun dan kapanpun. Karena shalawat tidak akan merepotkan dan akan membantu sukses dunia akhirat. Karena perumpamaan shalawat itu seperti gelas yang sudah penuh, lalu diisi lagi hingga tumpah dan yang tumpah itu lah bonus untuk kita. Allah senang memberi obral pahala besar-besaran loh :) 

Getaran itu datang lagi....




Aku menatap ke arah lapangan dari balkon kelasku. Menerawang ke arah masa lalu, seakan-akan menghadirkanmu lagi dalam sekolah itu. Sekolah ini, memiliki banyak kenangan yang tak terlupakan. Salam itu, senyuman itu. Dan terkadang, satu-satunya alasan mengapa saya bisa tersenyum jua adalah karena senyuman itu. Aku kembali menitihkan air mata. Karena rasa dan getaran itu kembali menyapa, menyinggung kesendirianku saat ini, seakan berlari-lari di pikiranku. Aku masih sama. Berkutat dan berkawan pada getaran itu. Rasanya tetap sama. Namun semenjak luka dan sedih datang, aku enggan menyambutnya dengan senyuman. Terkadang, aku hanya ingin membuangnya jauh-jauh. Karena dalam tangisku, sudah cukup membuatku menghilangkan segala getar dihati.Aku yang sampai saat ini masih berkawan pada getaran itu, kini belajar menjadikan diri ini bisa membuangnya jauh-jauh.

Getaran ini, getaran suci yang aku tahu adalah getaran dan perasaan yang Dia titipkan untukku. Tugasku bukanlah untuk melahap rasa itu mentah-mentah. Melainkan menjaga semua rasa ini, menyikapinya lebih dewasa dan belajar dari luka yang Dia berikan padaku. Dan aku yakin jika memang dialah imamku yang Dia titipkan untukku, maka rasa dan getaran ini masih tetap sama dan berlabuh pada suatu cinta yang suci. Sebuah rasa yang pasti di ridhoi-Nya. Aku percaya, Dia telah menyelipkan rasa yang indah dalam hati ini, maka tak sepatutnya aku tidak menjaganya.

Yaa Allah, jika dalam hati ini terpaut cinta selain-Mu, jadikanlah cinta ini karena-Mu, agar cintaku kepada-Mu bertambah kuat pada-Mu. Aamiin Allahumma amin...

Rabu, 10 Juli 2013

maka nikmat Tuhan-mu yang mana yang kamu dustakan? :')

Suatu saat nanti
Aku takkan bisa lagi tertawa
Mulutku tak dapat lagi berbicara
Tangan kaki ku kaku tanpa bisa digerakkan sama sekali
Suatu saat nanti
Semua orang menangis terisak melepas kepergianku
Namun tak bisa mengembalikanku
Suatu saat nanti
Semua orang beranjak meninggalkanku dari tempatku dikubur
Disana, sendiri terbatah-batah menjawab pertanyaan munkar-nakir
Suatu saat nanti
Akan ada penyesalan mengapa aku tak berlaku baik di dunia
Namun tiada berarti disisi Rabbku........

              Puisi di atas sepenggal apa yang akan terjadi pada kita, mengingatkan bahwa dunia sangatlah fana. Dunia hanyalah senda gurau, namun Allah sediakan ladang tabungan kita untuk akhirat. Aku pernah mendengarkan seseorang berkata, "Tahukah kamu apa saja 7 keajaiban dunia?" dan aku spontan menjawab "komodo, borobudur, taj mahal, tembok besar cina, menara pisa, dan lain-lain" lalu dia langsung tersenyum simpul, ia tidak mematahkanku saat itu juga. Lalu dia tertawa geli. Aku menatapnya sinis. Merasa begitu goblok dimatanya. Aku bertanya padanya, "Mengapa kau tertawa? Apakah sudah diganti?". Dia hanya tersenyum. Seketika kami tanpa sepatah kata, berputar arah tanpa melihat satu-sama lain. Dia melanjutkan, "Kau lihat, mulut ini berbicara, tangan ini bergerak, kaki ini melangkah, hidung ini bernafas, mata ini melihat, jantung ini berdenyut, dan otak ini berfikir. Sungguh, itulah 7 keajaiban dunia. Maka nikmat Tuhan-mu yang mana yang kamu dustakan?". Aku masih terdiam, namun diam kali ini karena aku berfikir. Aku memutar badanku kembali, ia pun melakukannya. Lalu aku tersenyum, takjub dengan yang dia katakan. Sederhananya, perkataanya yang seperti itulah mengingatkanku bahwa semua yang ada di bumi ini tidak lain dan tidak bukan hanyalah dari-Nya. Bagaimana jika Dia mengambil salah satu dari nikmat itu? Naudzubillahimindzalik. Aku menarik nafasku pelan, nikmatnya masih sangat bisa kurasakan. Aku menatap sekelilingku, subhanallah semuanya begitu indah. Aku menggerakan tanganku, aku rasakan detak jantungku, aku memikirkan masa depanku, dan aku berjalan menuju-Nya. Subhanallah, bahkan ini jauh lebih indah daripada apapun. 
            Ada sebuah kisah, ada seorang gadis berusia 28 tahun yang mendatangi suatu pondok pesantren, dia terlihat bukan seperti gadis biasanya, dia berjalan dengan tongkat di tangan kanannya dan kacamata hitamnya. Tidak, ini bukan karena fashion. Ini karena dia tak mampu melihat dan dia malu. Diketuknya pintu gedung itu, "assalamu'alaikum" katanya dengan perlahan. Lalu seorang ustadz datang menyambutnya, "wa'alaikummussalam. silahkan masuk! ada apa teh?". Duduklah ia dibantu oleh saudaranya yang menemaninya itu, "Ustadz..... ustadz tau mengapa saya memakai kacamata hitam dan tongkat ustadz? ustadz, umur saya masih 28 tahun ustadz, saya merupakan anak orang yang mempunyai banyak aset dan uang. ayah saya mempunyai kapal pesiar ustadz. namun saya buta ustadz, saya butaaaa!!! Ini bukan dari lahir ustadz, ini baru terjadi sekitar 3 tahun yang lalu. Waktu itu saya sakit, dan saya dibawa ke rumah sakit. Saya diberi obat, setelah itu saya tertidur. Ketika bangun semuanya sudah gelap, ibu dan ayah saya disamping saya, namun saya tak dapat melihatnya. Ayah saya menyuruh saya tidur lagi, barangkali saya masih lelah. Dan tidurlah lagi saya, ternyata ketika bangun masih sama. Ustadz, saya butaaaa! Saya sudah mencari orang yang mau mendonorkan matanya untuk saya, barangsiapa yang mau maka ayah saya akan memberikan seluruh asetnya, seluruh asetnya kepada orang tersebut. Namun, sudah 3 tahun. Masih belum ada ustadz, saya frustasi ustadz" ia terus meneteskan air matanya tanpa henti. 
        Ibrah yang dapat diambil adalah janganlah kita sia-siakan apa yang sudah Allah berikan, nikmati dan syukuri kalau bisa dijaga. Hingga ketika Allah mengambilnya, kita sudah benar-benar merasa puas. Setidaknya kita sudah menjalankan yang terbaik. Ingatlah miskin ketika kaya, ingatlah sakit ketika sehat, ingatlah mati ketika hidup. Sungguh, di dalam kubur hanyalah sendiri. Barangsiapa yang mengerjakan amal soleh, maka amal yang akan menjawab pertanyaan munkar-nakir tanpa terbatah-batah. 

Jumat, 05 Juli 2013

pemimpi kecil yang bermimpi besar

               Assalamu'alaykum wr.wb. Akhi wa ukhti yang saya cintai karena Allah. Alhamdulillah, setelah 5 hari saya berliburan. Hitung-hitung sambil menyelam minum air, ya sambil liburan sekalian cari ilmu yang bermanfaat. Alhamdulillah kembali dalam keadaan sehat dan selamat :) sedikit berbagi kisah, dan semoga bermanfaat ya.
             Hari pertama sampai di Tangerang, langsung mendarat di Darul Qur'an dan disambut dengan santri-santri yang sedang dengan khusyuknya menghafal al-qur'an. Dan demi Allah ini sangat membuat hati ini renyuh se-renyuh-renyuhnya. Malu, sebenarnya sudah berapa banyak hafalan yang saya lakukan? Cemburu, takut Allah lebih mencintai mereka daripada saya. Disana juga ada sistem 'one day one hadist'. Kami turut menghafal dan rasanya begitu bahagia menjadi bagian dari mereka. 
             Bahagia itu sederhana <- saya baru benar-benar mengetahui apa makna sesungguhnya daripada ini. Jadi selama 5 hari itu, kami mengunjungi beberapa pesantren, yaitu darul qur'an dan daarut tauhid. Disana kami mendapatkan banyak pelajaran, salah satunya ketika di daarut tauhid, kami mengunjungi rumah dari pemilik pesantren tersebut. Ya, ustadz aa' gym. Ternyata jauh daripada ekspektasi saya, rumah yang saya kira besar dan megah. Ternyata hanya sebuah rumah yang sederhana. Padahal aa' gym adalah orang yang dirasa sangat tidak kekurangan, bahkan beliau pernah memimpin 27 perusahaan sekaligus. Dan ternyata beliau apabila berpergian selalu menggunakan sepedanya, dia tetaplah sederhana. Sekali lagi, sangat sederhana.
           Di daarut tauhid lagi, ketika sedang mengambil wudhu, saya bertemu dengan teh ninih (istri aa' gym) mukanya cerah, cantik dan awet muda. Subhanallah, senyumnya pun meneduhkan hati. Dia-lah calon bidadari surga yang benar-benar di janjikan Allah. Disana juga, saya menemukan banyak orang-orang yang ramah sekali menegur dan menyapa saya. Saya berkenalan dengan santri-santri muslimah, ada yang dari Aceh. Semangatnya jauh-jauh dari Aceh ke Bandung hanya untuk mondok dan kuliah. Subhanallah, ini yang benar-benar membuat saya malu. Walau dalam kenyataannya juga, restu ibu dan ayah yang saya takutkan....
          Dan ternyata ketika materi, semua yang menyampaikan materi adalah dari negeri andalas. Ya, mereka dari sumatera. Terutama sumatera bagian selatan. Ini juga yang membuat semangat saya semakin berkobar-kobar. Yang membuat saya semakin bermimpi besar adalah ketika materi tentang sebuah mimpi. Bahwa pemuda yang hebat adalah yang mempunyai mimpi hebat, ikhtiar hebat, karya hebat, ibadah hebat dan akhlak yang hebat. Moga kami adalah bagian dari itu....
          Terlalu banyak cita-cita diri ini, yah, mulai hari ini sebut saja aku pemimpi kecil yang bermimpi besar. Menjadi hafidzah. Kuliah di FKG UNPAD dan mondok di daarut tauhid, dengan berdagang dan membiayai kuliah sendiri bahkan memberikan uang kepada orang tua. Membangun masjid, membangun pesantren dan rumah sakit gratis.
           Sesungguhnya, yang kulakukan adalah untuk kedua orang tuaku. Karena ridho-Nya adalah ridho kedua orang tuaku. Dan harapanku adalah keduanya ku kantungi. Hingga mudah segala jalanku. Aamiin Allahumma amin :)

Sabtu, 08 Juni 2013

like a cup of coffee...



Ting. Ting. Ting 

Begitulah dentingan sendok yang terus mengayun mengitari diameter gelas kopiku pagi hari ini. Dan seketika, teringat suatu yang sudah lama dibelakang dan telah lama hilang. Rasanya, semalam adalah hal paling menyakitkan baginya. Aku tahu benar apa yang dia rasa. Entahlah, mungkin secangkir kopi ini bisa menenangkan atau mungkin bisa juga menjadi analogi dari rasa itu sendiri. Ya, secangkir kopi yang di aduk, sebagai kopi, gula dan air yang terlarut itu. Sudah susah dibedakan, bahkan tidak bisa lagi. Sama seperti rasa ini ketika malam itu datang. 

Sepi, sunyi, tanpa sepatah katapun. Hanya ada gerimis yang menyinggung malam, gemercik air yang mengejek sepi. Caci dan maki seakan begitu dekat terasa. Tamparan yang begitu menyakitkan. Karena sesuatu. Benar, semua akan mencapai titik jenuh. Hingga katanya cinta yang melumpuhkan logika itu pun menghasilkan jenuh yang mendalam. 

"Terus saja memendam rasa. Memang tak terasa sampai terasa hampa" 

Dan sebuah kalimat itu benar-benar bisa melambangkan pahitnya duka yang terasa. Namun, hidup ibaratkan kopi, ia memiliki pahit dan manis. Tinggal saja lidah kita yang memilih untuk merasakan manis dan pahit. Dan bahwa sebenarnya, rasa pahit itulah yang membuat kita ingin terus meminumnya. Jangan pernah mencaci keadaan. Jangan pula menyalahkan cinta. Semuanya adalah kehendak-Nya, tetapi jangan juga menyalahkan Dia.

Ibaratkan sebuah lukisan yang kita buat, jelek atau bagus hasilnya itu tidak perlu. Yang terpenting adalah puas atau tidak kita. Jangan menyulitkan hidupmu sendiri karena mencaci diri.

Rabu, 01 Mei 2013

Dakwah adalah cinta

          




       Tadi pagi, pas sekali setelah selesai mengaji dan tausiyah pagi. Tampaknya pelajaran fisika yang seharusnya menjadi sarapan bagi kami menjadi lenyap saja. Entah mengapa tidak ada guru. Kami menghabiskannya dengan kembali menonton film "Sang Murabbi" untuk beberapa kali aku menontonnya, dan tidak ada kata bosan. Karena ustadz rahmat abdullah, membuatku merasa utuh sebagai seorang manusia. Menjadikan dakwah sebagai cinta dan akan selalu begitu.

“Dakwah adalah cinta dan cinta akan meminta semuanya darimu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai.” - Alm. Ust. Rahmat Abdullah

           Hal ini membuat semangatku berkobar-kobar. Ingin rasanya membangun islam kembali, ketika moral sudah hampir bubruk. Iman tampaknya tak dihiraukan lagi. Para pejabat hanya sibuk menutupi kesalahan mereka dan sangat serakah. Membuat hati ini miris rasanya sudah tidak ditempat. Ku cari dan ku cari, ternyata robohnya moral bangsa ini adalah karena iman yang tak kuat. Dan dakwah ini, akan ku sampaikan walau harus menyedot saripati energiku, sampai tulangku, sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentaku. Aku berjanji, cinta ini akan ku sebarkan, dimana dan kapanpun.


Selasa, 30 April 2013

Kesaksian Iblis


Dari Muadz bin Jabal dari Ibu Abbas: Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di kediaman seorang sahabat Anshar, terdengar panggilan seorang dari luar rumah: ”wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk? Sebab kalian akan membutuhkanku“
Rasulullah bersabda: ”Tahukah kalian siapa yang memanggil?” Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih tahu”. Beliau melanjutkan, “itu iblis, laknat Allah bersamanya. ”Umar bin Khattab berkata: “izinkan aku membunuhnya wahai Rasullulah”. Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar, bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya kesempatan hingga hari kiamat? Lebih bukakan pintu untuknya, sebab dia telah diperintahkan untuk ini, pahamilah apa hendak ia katakan dan dengarkan dengan baik”.
Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka, ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti taring babi, bibirnya seperti bibir sapi. Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad. Salam untukmu para hadirin”, Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya milik Allah SWT sebagai makhluk terlaknat, apa keperluanmu?”
Iblis menjawab: ”Wahai Muhammad, aku datang ke sini bukan atas kemauanku, namun karena terpaksa”.
“Siapa yang memaksamu?”
“Seorang malaikat utusan Allah mendatangiku dan berkata: Allah SWT memerintahkanmu untuk mendatangi Muhammad sambil menundukan diri. Beritahu Muhammad tentang caramu dalam menggoda manusia. Jawablah dengan jujur semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah, andai kau berdusta satu kali saja, maka Allah akan jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”
“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu. Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku. Tidak ada sesuatu pun yang paling besar menimpaku daripada cacian musuh”.
*Orang yang dibenci Iblis*
Rasulullah SAW lalu bertannya kepada iblis: “Kalau kau benar jujur, siapakah manusia yang paling kau benci?” iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang sepertimu adalah makhluk Allah yang paling aku benci.”
“Siapa selanjutnya?” tanya Rasulullah
“Pemuda yang bertaqwa memberikan dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang alim dan wara’ (loyal)”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”
“Siapa lagi?”
“Seorang yang fakir yang sabar dan tak pernah mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain?”
“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari, Allah akan memberi pahala orang – orang yang sabar”.
“Selanjutnya apa?”
“Orang yang bersyukur”
“Apa tanda kesukurannya?”
“ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan mengeluarkannya juga dari tempatnya”.
“Orang seperti Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak menurutiku di masa jahiliyah, apalagi dalam Islam.”
“Umar bin Khattab ?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti kabur.”
“Usman bin Affan?”
“Aku Malu kepada orang yang malaikat pun malu kepadanya.”
“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat, dan berharap ia melepaskanku dan aku melepaskannya. Tetapi ia tak akan mau melakukan itu.” (Ali Abi Thalib selalu berdzikir terhadap Allah SWT).
*Amalan yang Dapat Menyakiti Iblis*
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar,” “kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”
“Jika seorang umatku berpuasa?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila”
“Jika ia membaca al – qur’an?”
“Aku merasa meleleh laksana timah di atas api”
“Jika ia bersedekah”
“ Itu sama saja orang tersebut membelah tubuhku dengan gergaji”
“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya, hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala macam musibah akan terhalau dari dirinya”
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu ?”
“Suara kuda perang di jalan Allah”
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang bertaubat”
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar diwaktu siang dan malam”
“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“ Sedekah yang diam – diam”
“ Apa yang dapat merusak wajahmu?”
“ Shalat fajar”
“ Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjama’ah”
“ Apa yang paling mengganggumu?”
“ Majelis para ulama”
“ Bagaimana cara makanmu?”
“ Dengan tangan kiri dan jariku”
“ Dimanakah kau menaungi anak – anak mu dimusim panas?”
“ Dibawah kuku manusia”
*Manusia Yang Menjadi Teman Iblis*
Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai Iblis?”
“Pemakan riba”
“Siapa sahabatmu?”
“ Pezina”
“ Siapa teman tidurmu“
“ Pemabuk “
“ Siapa utusanmu?”
“ Tukang sihir”
“ Apa yang membuatmu gembira?”
“ Bersumpah dengan cerai”
“ Siapa kekasihmu?”
“ Orang yang meninggalkan shalat jum’at”
“ Siapa manusia yang paling membahagiakanmu?”
“ Orang yang meninggalkan shalatnya dengan sengaja”
*Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang yang Ikhlas*
Rasullullah SAW lalu bersabda: ”Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu”.
“Iblis segera menimpali: “tidak. Tak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak bisa melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga hari akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana dan yang saleh, kecuali hamba Allah yang ikhlas”
“Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”
“Tidaklah kau tahu wahai Muhammad, bahwa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat orang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku bisa pastikan bahwa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku“
*Iblis dibantu oleh 70.000 anak – anaknya*
Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku mempunyai 70.000 anak dan setiap anak memilki 70.000 syaitan. Sebagian ada yang aku tugaskan untuk mengganggu ulama. Sebagian untuk mengganggu anak – anak muda, sebagian untuk mengganggu orang tua sebagian untuk menggunggu wanita tua, sebagian anakku juga aku tugaskan kepada para zahid. Aku punya anak yang suka mengencingi telinga manusia sehingga ia tidur pada shalat berjama’ah. Tanpanya manusia tidak akan mengantuk pada waktu shalat berjama’ah.
Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu dimata orang yang sedang mendengarkan ceramah ulama hingga mereka tertidur hingga pahalanya terhapus.
Aku punya anak yang senang berada dilidah manusia. Jika seseorang melakukan kebajikan lalu ia beberkan kepada manusia, maka 99% pahalanya akan terhapus.
Pada setiap seseorang wanita yang berjalan, anakku dan syaitan duduk dipinggul dan pahanya, lalu menghiasinya agar setiap orang memandanginya.
Syaitan juga berkata, ”Keluarkan tanganmu”, lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaitan pun menghiasi kukunya. Mereka, anak –anakku selalu menyusup dan berubah ke satu kondisi ke kondisi lainnya, dari satu pintu ke pintu lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka.
Akhirnya mereka menyembah allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad? Bahwa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya sembuh seketika. Aku terus meggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.
*Cara Iblis Menggoda*
Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari diriku?
Akulah mahluk pertama yang berdusta. Pendusta adalah sahabatku. Barang siapa bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku. Tahukah kau Muhammad? Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa derngan nama Allah bahwa aku benar-benar menasihatinya. Sumpah dusta adalah kegemaranku. Ghibah (gosip) dan Namimah (adu domba) kesenanganku. Kesaksian palsu kegembiraanku. Orang yang bersumpah untuk menceraikan istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang siapa membiasakan dengan kata-kata cerai, isterinya menjadi haram baginya. Kemudian ia akan beranak cucu hingga hari kiamat. Jadi semua anak-anak zina dan ia masuk neraka hanya karena satu kalimat, Cerai.
Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka mengulur – ngulur shalat, Setiap ia hendak berdiri untuk shalat, aku bisikkan padanya waktu masih lama, kamu masih sibuk, lalu ia menundanya hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu, maka shalat itu dipukulkannya ke mukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya lihat kiri dan kananmu, ia pun menoleh. Pada saat itu aku usap dengan tanganku dan kucium keningnya serta aku ucapkan ‘salatmu tidak sah’. Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.
Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk bergegas. I apun shalat seperti ayam yang mematuk beras.
Jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat berjama’ah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau meletakkan sebelum iamam. Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah keledai.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika ia tidak menutup mulutnya ketika menguap, syaitan akan masuk ke dalam dirinya, dan membuatnya menjadi bertambah serakah dan gila dunia. dan ia pun semakin taat padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedangfkan aku amemerintahkan orang miskin agar meninggalkan shalat. Aku katakan padanya, “Kamu tidak wajib shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang berkecukupan dan sehat. Orang sakit dan miskin tidak. Jika kehidupanmu telah berubah baru kau shalat.
Ia pun mati dalamkekafiran. Jika ia mati sambil meninggalkan shalat maka Allah akan menemuinya dalam kemurkaan. Wahai Muhammad, apakh engkau akan bergembira dengan umatmu padahal aku mengeluarkan seperenam mereka dari Islam?”
*10 Permintaan Iblis Kepada Allah SWT*
“Berapa yang kau pinta dari Tuhanmu?”
“10 macam”
“Apa saja?”
“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi dalam harta dan anak manusia, Allah mengizinkan. Allah berfirman, “Berbagilah dengan manusia dalam harta dan anak. Dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan kecuali tipuan” (Qs Al Isra :64).
Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya. Aku juga dari makanan haram dan bercampur dengan riba. Aku juga makan dari makanan yang tidak dibacakan nama Allah.
Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah. Maka setan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaitan.
Aku minta agar bersama dengan orang yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan yang halal. Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi sebagai rumahku. Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai masjidku. Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai Quranku. Aku minta agar Allah memberikan saudaraku, maka ia jadikan orang yang membelanjakan hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku. Allah berfirman, “ Orang – orang boros adalah saudara – saudara syaitan. “(Qs. Al – Isra:27).
Wahai Muhammad, aku minta agar Allah membuatku bisa melihat manusia sementara mereka tidak bisa melihatku. Dan aku minta agar Allah memberiku kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah manusia. Allah menjawab, “silakan”, aku bangga dengan hal itu hingga hari kiamat. Sebagian besar manusia bersamaku di hari kiamat.
Iblis berkata : “ Wahai Muhammad, aku tak bisa meyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa membisikkan dan menggoda,”
Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa seorang pun. Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi hidayah sedikitpun, engkau hanya Rasul yang menyampaikan amanah. Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada seorang kafir pun dimuka bumi ini. Kau hanya bisa menjadi penyebab untuk orang telah ditentukan sengsara. Orang yang bahagia adalah orang yang telah ditulis bahagia sejak diperut ibunya. Dan orang yang sengsara adalah orang yang telah ditulis sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.
Rasulullah SAW lalu membaca ayat : “Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud : 118 – 119). Juga membaca, “Sesungguhnya ketentuan Allah pasti berlaku: (Qs Al-Ahzab :38). Iblis lalu berkata: “Wahai Rasul Allah takdir telah ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha suci Allah yang menjadikanmu pemimpin para Nabi dan Rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang telah menjadikan aku pemimpin makhluk – makhluk celaka dan pemimpin penduduk neraka. Aku si celaka yang terusir. Ini akhir yang ingin aku sampaikan kepadamu. Dan aku tak berbohong.”

Kunci sukses, InsyaAllah..

Rumus kehidupan hanya ada satu, tidak akan pernah berubah:

ALLAH DULU, ALLAH LAGI, ALLAH TERUS 

Jangan pernah menyerah untuk mendapatkan apa yang anda impikan!
Namun, apabila usaha dan doamu belum terkabul

INGAT!!!


Innalaha ma'assobirin
artinya: Sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar

dan secara logikanya, Allah itu MahaKuasa, MahaEsa dan MahaPenyayang
Allah tak selalu memberikan apa yang kita inginkan, tetapi Dia memberikan apa yang kita butuhkan

Jikalau kau berduka cita, ingat surat At-Taubah: 40



Ketika kau merasa, masalahmu hanya berputar disitu saja, cobalah bermuhasabah, mungkin ada yang salah, dan usahakan ada satu amalan yang paling sering kita kerjakan tiap harinya. Karena mungkin, kita belum lulus dari ujian yang Allah berikan. Jangan meminta Allah hadir ketika kau sedang di uji, karena sejatinya guru yang sedang memberi ujian tak akan hadir untuk memberi tahu jawabannya. Tetapi selalu ingat, ALLAH MAHA MELIHAT, MAHA MENGETAHUI DAN MAHA PENYAYANG..

Sabtu, 06 April 2013

Hujan dan teduh adalah kita

            Gemercik air hujan terasa di wajahku. Tahukah kamu apa yang membuatku begitu bersyukur setiap harinya? Alasannya begitu sederhana. Hujan dan teduh. Dan tahukah kamu mengapa aku memilih hujan dan teduh? Ada sebuah cerita dibalik hujan dan teduh yang tak akan terhapuskan oleh hujan badai sekali pun. Ia tak akan menjadi pasir dipesisir pantai. Tahukah kamu cerita antara hujan dan teduh? Mereka ditakdirkan bertemu tetapi tidak bersama dalam perjalanan. Terlalu banyak ruang yang tertutup, tiada bisa kubuka. Karena hati sudah mereka-reka apa yang akan terjadi. Karena cinta semakin meraung-raung menagih haknya kepada pemilihnya. Dan kebersamaan hanya akan memperbanyak ruang tertutup.
            Tahukah kamu mengapa aku begitu menyukai hujan dan teduh? Karena aku selalu menganggap mereka sebagai kita. Walau ku tahu kita tak bersama didalam perjalanan, aku yakin kita akan bertemu. Kau tahu pasti kemana kau akan bermuara. Ya, jalan kita sudah bersimpangan. Meski, diam-diam, aku masih saja menatapmu dalam kejauhan dengan cinta yang malu-malu. 
           Tahukah kamu bagaimana rasa hati ini ketika kau banyak bercerita dan menyalahkanku dihari kemarin? Adalah gemuruh hujan yang sangat deras menghujam jantung ini. Bak badai tak mampu dihela lagi, aku ingin marah namun aku hanya bisa terdiam, terkunci dalam ketidak pastian. Apakah aku benar salah? 
          Kepadamu saat ini, aku masih ingat bagaimana terakhir kita berbincang. Tampak begitu singkat dan tidak jelas. Karena aku hanya mampu terkunci. Sekali lagi, terkunci dalam ketidak pastian. Kepadamu, aku cemburu dengan kata-kata mereka yang begitu mengagungkanmu dengannya. Dan dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu. 

"Dalam setiap tetes hujan yang Engkau berikan ini. Kuselipkan cerita indahku, dalam hening aku berdoa agar tercapai semua cita dan cinta yang menjadi impianku. Ku harap Kau melihat. Irhamna Ya Allah!" 

Mega Dita Agustin
06-04-2013

Selasa, 05 Maret 2013

Irhamna Ya Allah

Kalian tahu tentang-Nya kan? Tentang Dia yang selalu kuselipkan dalam tulisan-tulisanku. Nama-Nya selalu terngiang dalam fikiranku. Dan Dialah yang terukir dalam dihatiku. Ya, Dia adalah Allah. Dzat yang membuatku ada, karena Dialah aku hidup, dan karena Dialah aku mati. Tanpa disadari, aku sering sekali mengabaikan-Nya. Bahkan aku masih sering berbuat maksiat, aku sering ghibah, aku sering melupakan bahwa Dia hidup, Dia melihat semua yang ku lakukan. Dan Dialah yang menghadirkan segala rasa..

Karena-Nya lah aku mampu mencinta, karena-Nya lah kami bertemu, dan karena-Nya lah kami akan dipisahkan. Hidup adalah masalah waktu. Hanya waktu, karena sesuatu yang sudah terjadi tak akan mungkin dapat kembali terjadi. Hidup adalah bagaimana kita mensyukuri apa yang telah Dia tetapkan terhadap kita. Karena sabar tidak sabar, ridho atau tidak ridho ketetapan-Nya tetap terjadi. Nikmati saja! :D ya, sebagai nasihat untuk diri sendiri sebenarnya. Tetapi, ini kembali lagi kepada suatu kata "Perpisahan". Tentang dia yang sebentar lagi akan pergi. Tentang dia yang selalu mengukir senyum simpul di wajah ini. Tentang kenangan yang telah di gambar dalam kanvas kehidupanku. Bagaimana pun, dia telah menjadi lukisan terindah dalam buku gambar kehidupanku. Dan dia lah lembar terfavorit di hidupku. Aku mencintai bagaimana Allah mempertemukan kami. Aku masih ingat sekali bagaimana kita dipertemukan, dari orang ke satu, ke yang satunya lagi dan akhirnya bermuara padamu. Ini bukan tentang perpisahan, namun ini tentang kita. Aku bukan hendak mengeluh, tetapi rasanya terlalu sebentar kau disini. Entah hanya aku yang merasa atau kau juga.

Tetapi, dalam coretan takdir yang telah Dia rencanakan, aku percaya bahwa kau akan hadir kembali di dalam lembar baru. Lembar yang masih bersih, tanpa coretan-coretan ataupun hapusan dari warna-warni kehidupan. Ya, dia yang baru! Dia yang akan membawa masa depannya kembali. Entah untuk siapa dan dimana. Yang ku tahu kau tetap akan menjadi lembar terfavorit dalam buku gambar kehidupanku :)

"Cinta adalah kekuatan yang dapat mengubah duri jadi mawar, mubah menjadi berkah, dan musibah menjadi muhibbah" - KCB.
Dalam kutipan diatas, benar sekali bahwa cinta memang dapat mengubah segalanya.Cintaku pada Allah misalnya! Cinta abadi. Cinta yang akan terus ada tanpa batas waktu. Cinta yang rasional. Cinta tanpa syarat. Cinta hakiki. Dan rasanya, aku ingin sekali menangis mengadukan segala yang kurasakan. Aku hanya ingin menempatkan Dia utuh didalam hatiku, tanpa adanya embel-embel cinta makhluk-Nya, cinta yang utuh dan benar-benar murni untuk-Nya. Dan mungkin inilah jawabannya, inilah saatnya, inilah waktunya. Ketika saya tak lagi memikirkan cinta dunia, saya akan kembali pada-Nya. Tetapi, sudikah Dia menerima cinta yang sudah pernah tak seutuhnya untuk Dia? :')

Irhamna ya Allah.. Hidupku ini untuk mencintai-Mu, aku hidup untuk matiku, dan mati untuk kembali hidup. Aku tak ingin menjadi seonggok daging tanpa arti, aku ingin hidup untuk matiku! Untuk bercumbu dengan-Mu disurga, namun bagaimana dengan cinta yang Engkau titipkan itu? Maafkan aku ya Allah... Aku lalai menjaga hatiku, bantu aku ya Allah, bantu aku memperbaiki diriku. Bantu aku mencintai-Mu seutuhnya. Bantu aku menjadikan diriku pantas untuk bercumbu dengan-Mu. Namun ya Allah, aku benar-benar percaya bahwa Engkau Maha Pemurah atas segala sesuatu.

Ya, begitu banyak cerita yang saya dapatkan dalam 15 tahun saya hidup. Mulai dari jatuh, bangkit, jatuh dan bangkit. Saya ini merasa tidak ditempatnya ketika saya salah, tetapi saya juga merasa mencintai apa yang saya lakukan itu padahal tanpa saya ketahui bahwa apa yang saya lakukan itu adalah salah besar. 0 BESAR!!! Dan Dia adalah satu-satunya yang tak pernah bosan mengingatkanku ketika kusalah melangkah. Dia satu-satunya yang ada. Ya, benar. Dia yang ku cinta..

Kau tahu? Allah adalah samudera ketika semua dermaga tertutup. Kau bisa kembali kepada-Nya kapan saja, Dia akan selalu memaafkan, Dia hidup di lubuk hatimu yang paling dalam padahal kau tak pernah sekalipun mengingat-Nya, Dia akan menjadi penolongmu kapanpun Engkau butuhkan. Tetapi ingatlah, dari Dia-lah kita berasal dan kepada-Nya lah kita kembali. Irhamna ya Allah, jadikan kami segerombolan umat-Mu yang istiqomah di jalan-Mu hingga kami menemui ajal :') aamiin ya Robbal Alamin..