Laman

Minggu, 02 Februari 2014

Perbincangan kecil

"Apakah kau masih memiliki seorang ibu?"
"Ya."
"Dimana beliau?"
"Di Malaysia."
"Apakah dia TKW?"
"Aku tidak tahu."
"Lalu bagaimana dengan ayahmu? Apakah dia masih ada?"
"Ya, tapi tidak bersamaku."
"Dimana?"
"Di sebuah daerah di provinsi ini."
"Mengapa kau tinggal disini? Mengapa tak ikut dengannya?"
"Aku tak tahu. Sejak kecil aku sudah ditaruh disini."

Lalu ia menahan sungai diujung matanya agar tak jatuh dipipi. Aku menangkap kesedihan itu. Perbincangan dengan gadis cantik nan pintar disebuah panti asuhan menyadarkanku bahwa kekuatan hakiki bukan berasal dari siapa yang mengajarkan kita, namun bagaimana diri kita sendiri mengajarkan diri ini untuk menjadi tegar. Walau kulihat, air matanya hampir saja jatuh namun tak akan ia biarkan air mata itu terjatuh sia-sia. Aku tak tega melanjutkan pertanyaan lagi. Seakan terhenti seketika. Padahal banyak sekali tanda tanya dalam fikiranku yang ingin kutanyakan, tapi yang pasti ia sendiri tak akan tahu mengapa dan bagaimana jawaban itu sendiri. Aku merasa iba, dimana letak hati kedua orang tuanya? Mengapa sampai hati sih membuangnya? Namun sesuatu yang membuatku terhentak sedemikian rupa adalah ketika aku bertanya dia mau melanjutkan sekolah kemana, dia menjawab sekolah ternama yang berisi orang pintar semua di kota ini. Subhanallah, mimpinya sangat tinggi. Tetapi tentu saja dibarengi dengan prestasinya disekolah. Semoga Allah selalu menyayangimu, gadis kecil. Kau tak akan mungkin Ia sia-siakan. Kau tiada berdosa. Tetaplah belajar! Kejar terus mimpimu. Hingga kedua orang tuamu sendiri yang akan menjemput dan mengakui bahwa kau adalah anak mereka. Percayalah, Allah Maha Adil dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Bahkan dari seorang gadis kecil ini aku belajar banyak. Umurnya memang lebih kecil dariku. Tetapi kekuatannya kurasa jauh lebih hebat dariku.

Aku belajar banyak; terutama tentang keikhlasan dalam diri ketika memiliki kedua orang tua yang mungkin tak akan bisa menjadi sempurna
Aku belajar banyak; terutama tentang syukur dalam diri ketika semua yang kumiliki belum tentu dia miliki
Aku belajar banyak; terutama tentang kekuatan hati yang begitu tegar bak batu karang yang tak hancur dimakan ombak sekalipun
Aku belajar banyak; terutama tentang keberanian dia bermimpi tinggi dan caranya mewujudkannya