Laman

Rabu, 31 Oktober 2012

The power of faith

"Aku ingin menjadi pelangi, yang begitu setia menanti hujan reda"

Kata-kata ini begitu sederhana, bahkan hanyalah sebuah kalimat yang tiada arti bagi mereka. Namun, sejujurnya itulah jawaban dari kelelahanku, jawaban mengapa aku selalu menyukai hujan dan pelangi sesudahnya.

Semalam aku membaca artikel tentang albert einstein, siapa yang tidak tahu dengan ilmuwan yang satu ini. Dengan IQ yang tinggi dan begitu mempengaruhi dunia. Tetapi dia tumbuh bukan karena kesempurnaan yang Tuhan kasih kepadanya, melainkan kekurangan-kekurangan yang dia miliki. Dia adalah penderita disleksia, yaitu penyakit dimana penderitanya mengalami kesulitan untuk membaca dan belajar. Bahkan dia sempat dikeluarkan dari sekolahnya karena hal ini. Namun dibalik beribu-ribu kekurangan yang dia miliki, Allah tahu apa yang dia butuhkan, maka Allah memberinya satu kelebihan untuk menutupi semuanya. Kejeniusannya di bidang sains telah menyumbangkan banyak hal pada bidang ini. Semua ini karena dia selalu percaya "Tuhan tidak bermain dadu" katanya. Dia juga percaya bahwa imajinasi lebih penting daripada ilmu pengetahuan. 

Aku terdiam sejenak semalam, aku yang kurasa tidak memiliki kekurangan separah itu malah asik bermalas-malasan dengan duniaku saja. Bagaimana bisa aku menjadi orang yang dikenang seperti tuan einstein ini? Aku hanya ingin menjadi bermakna ketika aku tiada. 


Kehidupan itu seperti menulis, dan penulisnya adalah kita. Jadi, yang menentukan baik atau buruknya hidup kita adalah kita sendiri. 


Bahkan aku sering sekali berkata "Aku lelah...." dalam setiap tulisanku. Aku lupa apa saja yang sudah Allah berikan padaku, ketika aku tersesat, maka Dia datang dan membimbingku kembali. Maka sesungguhnya aku telah banyak melakukan dosa ketika aku mengatakannya :') 

Ibu, aku harap kau masih disini hingga aku mati nanti, kan ku buktikan bahwa hidupmu tak sia-sia. Hidupmu akan tersenyum. Aku berjanji akan membuat hari tuamu menjadi lebih berwarna, karena melihatku telah berada didepan dan tentunya dalam genggaman tanganmu.




"I may be nothing today, but i will be something someday" - Mega Dita Agustin. 

Selasa, 30 Oktober 2012

If i was a bird.....

Jika semua orang sibuk untuk menyibukkan diri dalam keheningan, maka cara itulah yang selalu aku cari. Terkadang, aku hanya ingin berpura-pura tidak mengingat apapun didalam kehidupanku. Aku ingin merekam semua kejadian indah, dan mengulang-ulang kembali segala yang indah itu. Akan ku pastikan, aku akan bahagia. Menjadi bagian dan alasan mengapa masa itu ada dan tak pernah terlupakan. Aku ingin mengirup udara bebas dan terbang layaknya seekor burung, tanpa ada yang mengekang dan selalu dalam kedamaian. Terbang kemana saja ia mau, mencari dan selalu mencari. Walau harus sendiri dalam hening dunia yang begitu luas ini.

Kadang, aku merasa sendiri dalam keramaian. Aku pun bingung. Mungkin, alasan mengapa mereka tersenyum adalah aku. Namun tanpa mereka sadari, aku terkadang membodohi mereka. Memanfaatkan setiap kebersamaan kami agar aku tak merasa sepi. Aku tak tahu kapan aku akan berhenti ketika aku telah jauh melangkah, dan tak mungkin akan mundur sebelum sampai pada tujuan utamaku. Andaikan aku seorang burung, maka kami akan berterbangan bersama, membentuk barisan yang begitu indah dilangit, menjadi alasan dalam kedamaian petang dan pagi hari. Karena sejatinya, tanpa kicau burung dipagi hari, maka dunia akan hening.

Sesungguhnya, aku lelah. Aku rasa aku telah cukup lama didunia. Tanpa mengetahui apa yang sudah Tuhan berikan padaku, menjadikan indah pada waktunya. Alasanku masih berdiri dan tersenyum disini adalah karna aku percaya, bahkan begitu yakin pada keajaiban yang akan terjadi suatu hari nanti. Mempunyai sayap, menjadi pendamai bagi dunia, mempunyai segerombolan burung lainnya. Walaupun belum pernah ku temukan dimanapun suatu kedamaian sejati itu. 

Bahagia ataupun sedih. Aku tetaplah sama. Takkan berubah. Aku selalu berpura-pura bernyanyi dalam senduku tanpa menghiraukan bahwa dunia itu memiliki banyak duri menyakitkan didalamnya. 

Sabtu, 27 Oktober 2012

A little thing about today

"Walaupun pertemuanku dengannya tak seindah yang kubayangkan, setidaknya kita berbicara.....setelah sekian lama aku hanya bisa mengaguminya. Jadi bagaimanapun bentuk pertemuan itu, akan menjadi awal yang indah nantinya" - Cinta Pertama.

Aku tak mengerti mengapa aku begitu menyukai kutipan di film itu, sama halnya aku tak mengerti mengapa aku begitu menyukai hujan. Dalam hujan aku selalu berdoa, akan ada keindahan sebelum dan sesudahnya, bahkan ketika hujan berlangsung. Dalam sunyi, aku selalu menuangkan cerita dalam benakku, merangkai kata demi kata hingga menjadikannya bahagia dalam sebuah tulisan.

Dan hari ini, ternyata dari ribuan kutipan film yang ada dan hanya satu yang kusuka itu menjadi nyata. Aku seperti masih bermimpi. Seberani itukah aku? Berbicara dengan menatap wajahnya. Sederhana, singkat dan mungkin tak berarti apa-apa. Tetapi memiliki berjuta rasa didalamnya.

"Melihat wajahnya saja aku sudah tidak sanggup, apalagi berbicara padanya" Yah..... Hal ini sering sekali kulontarkan dimulutku, dan ternyata aku baru saja melakukannya. Rasanya seperti tidak mungkin, rasanya aku terlalu berani dan lancang. Namun, ya......cerita yang terjadi di sekolah ini, biarin aja terjadi disini. Akan menjadi kenangan indah setelah kejadian sebelumnya yang begitu ku kenang sampai sekarang.

"Cinta, apakah benar-benar ada? Aku menjadi bermakna bukan ketika cinta menghampiriku, tetapi aku merasa sudah bermakna sejak berhadap cinta menghampiriku. Karena apa yang bermakna dalam hidup selain harapan" - Cinta pertama.