Laman

Minggu, 26 Januari 2014

"Nafsu adalah amanah. Dan amanah akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak" - Ustadz Salim Afilah

#CatatanHati; Syukur

Kalau saja aku tak dilahirkan dari ibu dan ayah yang muslim, mungkin akan beda hasilnya. Atau juga sekarang aku sedang mencari jati diri agama itu sendiri. Bisa jadi aku malah mengabaikan adanya Tuhan.

Kalau saja aku tak dilahirkan di Indonesia. Negeri yang masih ada budaya malunya. Mungkin aku sudah entah berantah dengan segala pergaulan bebas disana.

Kalau saja aku tak hidup dikota tercinta ini. Mungkin saja aku sudah mengenal kehidupan malam dengan akrabnya. 

Kalau saja aku tak bersekolah di sekolah tercinta ini. Mungkin saja aku sudah sering bergonta-ganti pacar. Atau bisa jadi aku akan tetap dikenal sebagai aku yang dahulu.

Ah, sungguh. Inilah syukur yang paling indah. Allah tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi apa yang kita butuhkan. Bahkan ketika aku tidak meminta yang terbaik, Dia masih dengan baiknya selalu memberiku yang terbaik. Ketika aku lupa dengan-Nya, Dia masih selalu memberiku yang terbaik.

Mungkin kebanyakan orang tak memahami bahwa cinta Allah jauh lebih romantis daripada cinta siapapun. Maka, sanggupkah kau memungkirinya? 

Syukur bukanlah yang hanya dikatakan dengan kata-kata "Alhamdulillah" namun juga yang dinyatakan dengan perbuatan. Sama seperti cinta, maka berbuatlah yang terbaik. Jika Allah saja menolongmu, mengapa engkau tak bisa menolong agama-Nya? Jangan pernah tanyakan apa yang sudah Allah berikan pada kita, tapi apa yang sudah kita berikan pada-Nya.

Dia memang tak selalu memberikan jalan yang termudah, tidak juga yang tercepat. Namun yakinlah Dia selalu memberimu yang terbaik. Tidak pernah tidak. Maka sudahkah kau bersyukur hari ini? :)
"Semua orang memiliki masa-masa terindah dalam hidupnya. Ada yang saat dulu, saat ini ataupun masa depan. Dan aku memilih untuk menjadikan semuanya masa-masa terindahku. Sebelum saatnya aku kembali pada-Nya"

#CatatanHati; Rindu



Duhai engkau yang sedang disana....

Tidakkah kau tahu bahwa aku sedang merindukanmu?

Kadang mata ini iri pada hati, karena kau tak tampak dimata namun selalu ada dihati

Aku tak tahu mengapa rindu ini semakin menjadi-jadi

Seberat hujan yang menghujam bumi siang ini

Sederas banjir dihati karena tak tertahan lagi menahannya

Duhai engkau yang sedang disana....

Tidakkah kau juga merasa rindu padaku?

Ataukah mata mu iri jua pada hatimu?

Andai bisa kutulis semua ini, lalu ku tempelkan ke batu dan kulemparkan ke engkau

Maka kau akan tahu bahwa merindukanmu itu sesakit batu yang ku lempar itu

Duhai engkau yang sedang disana....

Semoga kau senantiasa mengingat-Nya ketika merindukanku

Dan semoga kau selalu terjaga

Jangan hubungi aku ketika kau rindu padaku

Cukup ceritakan saja tentangku dengannya


Yang dilanda rindu,
Mega Dita Agustin

26 Januari 2014

Senin, 20 Januari 2014

"Alasannya adalah; Karena selalu ada tempat terindah untukmu dalam hati ini
Karena tak pernah kubiarkan seseorangpun berani mengetuk pintu hati ini dan masuk kedalamnya
Karena yang kutahu, hatiku adalah rumahmu dan kau pasti akan membutuhkan rumahmu dan kembali kesini
Dan rumah ini tidak dijual untuk siapapun, melainkan hanya kepada pemilknya"

Kamis, 16 Januari 2014

#CatatanPatahHati : Untuk yang sedang patah hati


Mengapa kau menangis? Apakah kau sedang patah hati? Kenapa? Hmm... Baiklah, mungkin aku tak akan pernah bisa mengobati kesakitan itu namun setidaknya aku bisa menjadi kawan baikmu untuk bercerita. Aku merasakan tangis itu. Tangis yang seakan-akan dirasakan bersama. Karena hati kita sudah terpaut dalam satu rasa. Rasa yang semakin lama semakin satu.

Kau tahu? Bukan hanya kau yang bersedih. Banyak sekali orang diluar sana yang bersedih. Sedihmu juga sedihku, kawan. Maka, sudilah kau untuk berbagi denganku. Walau airmatamu menetes dipundakku sejuta kali pun. Menangislah bila harus menangis. Jangan kau tahan. Agar tiada lagi rasa sesak di dada. Agar tercurah semua rasa yang sedang kau rasa. Atau setidaknya, ketika kau menangis kau merasakan nikmat-Nya yang sungguh indah. Andai Allah tak memberimu air mata, maka bagaimana cara kau mencurahkan segalanya? Dan kau tahu? Ketika kau menangis, maka kau sama saja membersihkan air matamu. Maka nikmat Tuhan-mu yang mana yang kau dustakan? 

Cinta memang bisa membuatmu menangis. Merengek-rengek seperti anak kecil meminta permen. Ketika semua orang meninggalkanmu. Percayalah, Allah selalu menyiapkan malaikat-malaikat yang siap mendengarkan keluh kesahmu. Atau jika tidak. Allah selalu siap mendengarkan tangismu. Kadang, ketika kau sedang bersedih. Itu tandanya Allah merindukan rintihanmu. Allah rindu berdua-duaan denganmu. Allah mencintaimu, sahabat! Mungkin kau juga lupa, bahwa Allah adalah tempat berlabuh terakhir ketika semua dermaga tertutup. Dan kapalmu tak sanggup lagi untuk mengayuh. Ketika kau sudah tak tahan lagi dengan ombak yang sangat besar. Berhentilah sejenak. Menjauh dari kehebatan ombak tersebut. Cobalah untuk ambil hikmahnya.

Seseorang pernah berkata padaku, "Jangan pernah kau letakkan segala harapmu pada manusia. Letakkanlah segalanya pada Allah. Sungguh, janji Allah tak pernah ingkar!" memang benar. Ketika kita sudah mencintai sesuatu, cinta akan menagih semuanya dari yang kita punya. Bahkan seluruh harapan hanya terletak padanya. Sekarang, tinggal kau pilih. Mau kau serahkan kemana seluruh harapmu, dia atau Dia? 

Rabu, 15 Januari 2014

Senja di balik hujan

Hari yang menyenangkan itu akhirnya datang juga. Aku tak tahu bagaimana awalnya. Semuanya seketika berubah hari ini. Berubah menjadi begitu menyenangkan. Bahkan kesedihan pun tak sanggup singgah. Tak ada yang bisa membuatku menangis hari ini. Ya, itulah alasan mengapa aku bahagia hari ini. Hujan..... Memang selalu terselip kisah indah dibalik hujan.

Ketika mata bertemu dengan mata. Maka hati tak sanggup lagi melangsa. Walau hanya satu kejap saja. Cinta, seindah ini kah kau? Ini yang aku katakan cinta. Cinta nyata dari-Nya. Bahwa aku tak pernah sendiri. Hari ini, banyak sekali orang-orang di masa lalu ku hadir. Dan mereka sama sekali tidak membuat lukaku semakin menganga, sama sekali tidak. Aku tersenyum tiada henti hari ini. Dia, kamu, mereka. Ah, entahlah siapa kalian. Orang-orang di masalaluku yang pernah memberiku pelajaran.

Dan hari ini aku tahu, bahwa tidak semua orang di masa lalumu itu buruk. Bisa jadi, dia selalu memberimu kasih dan cinta. Bisa jadi pula, dia adalah orang yang selalu memerhatikanmu. Atau mungkin dia adalah orang yang diam-diam telah lama menyukaimu. Terlebih lagi, aku sangat bahagia ketika aku berbicara dengan mereka. Kadang, hanya saja aku tak dapat menyembunyikan senyum itu.

Duhai hati, bahagialah hingga akhir hayatmu. Atau kalau kau tak mampu, pura-pura bahagia saja hingga kau lupa bahwa kau sedang berpura-pura. Hingga kau benar-benar merasa bahagia.