Mengintip kenangan

Aku terkekeh malu. Mengingat semua tingkah lucu kala itu. Alangkah lucunya masa kecilku.

Tadi, kira-kira sebelum isya. Aku keluar rumahku untuk membeli sesuatu. Tiba-tiba ada seorang anak kecil mengintil dibelakangku dan mengejutkan aku. Dia bilang, "Mbak Dita mau kemana?" aku menjelaskan ada yang akan kubeli. Lucunya bocah polos itu memakai mukenah hijau nan kecil. Sambil membawa tas mukenahnya. Aku tanya dia mau kemana, katanya dia mau jemput temannya. Akhirnya kuputuskan untuk berjalan bersama-sama dengannya. Dia bilang, "Mbak kok gak siap-siap tarawih?" aku bingung mau menjawab apa. Mungkin dia juga tidak mengerti. Aku tersenyum saja. Dia jg dengan polosnya bertanya, "Mbak kalau puasa penuh gak? Aku puasanya penuh loh, mbak. Tapi hari terakhir batal karena lihat KFC nganggur. Hehehe" kepolosannya lagi-lagi menyentuhku. Kuusapkan tanganku ke kepalanya. "Tahun ini harus penuh ya, dek. Soalnya nanti kalau udah gede gak bisa penuh puasanya.", dia mengangguk.

Aku ingat sekali waktu kecil seumuran dia. Aku suka sekali momen ramadhan seperti ini. Tiap kali mendekati isya teman-temanku ramai-ramai menjemputku untuk mengajak shalat tarawih bersama. Ada dua hal yang tidak lupa dibawa, ya buku ramadhan dan uang. Buku ramadhan tentu saja untuk laporan kami kepada guru disekolah bahwa kami telah melaksanakan solat tarawih dengan baik dengan dibubuhi tanda tangan imamnya dan mendengarkan kata-kata penceramah dengan baik. Padahal kan, kalo ustadznya ceramah kami sibuk bermain. Hehehehe. Uang? Bukan untuk sedekah. Melainkan membeli lidi-lidian pedas beserta minumnya. Nah, kalau sudah beli dan selesai makan biasanya kami baru ke langgar dekat rumahku. Anak kecil shafnya diluar masjid, soalnya nanti berisik. Solatnya juga banyak duduknya, jadi bisa bisa membatalkan jamaahnya. Sesekali keluar langgar untuk sekedar bermain mercon. Bukan mercon yang berbunyi, karena saya cewek dan suka dikejar makanya saya suka beli mercon kupu-kupu. Baru saja menghidupkan sudah dikejar hahaha bahagia bukan kepalang.

Ah, memang benar kata orang. Masa lalu hanya bisa dikenang, bukan untuk kembali dirasakan. Selamat malam.

Berjuang

Berjuang? Kau tahu kenapa kita harus berjuang mati-matian?

Adalah karena puncak tertinggi suatu gunung yang tinggi tidak bisa dicapai hanya dengan melihat-lihat

Bukan perjuangan mudah untuk sampai di atas

Kadang kita harus melewati banyak rintangan dulu, batuan kecil, jalanan yang terjal dan lain-lain

Adakala kita harus menoleh ke bawah untuk mensyukuri sudah sejauh mana kita berjalan 

Adakala kita harus melihat ke atas agar termotivasi untuk ke tetap berjalan

Setiap orang pasti berjuang. Bahkan seorang bayi kecilpun berjuang untuk memberi tahu kepada ibunya bahwa ia lapar dengan menangis, ataupun seorang bayi yang berjuang untuk belajar berjalan 

Remaja-remaja berjuang sibuk berkutat dengan ujian harian atau pun semesternya

Ada juga yang berjuang belajar sampai tengah malam untuk mendapatkan universitas yang dituju

Ah, tengoklah ke jalanan banyak sekali orang-orang yang berjuang

Perjuangan itu tak akan berhenti selama kita masih ingin hidup di dunia ini

Bahkan dalam firman-Nya, ia cetuskan bahwa orang muslim hanya akan beristirahat di surga-Nya nanti

Ya, maka jangan banyak mengeluh

Berjuanglah semampumu, jalani saja apa yang sudah ditakdirkan oleh-Nya

Tiada hasil yang mengkhianati perjuanganmu 

Aku bahkan selalu ingat kata guruku bahwa kesuksesan itu 99% adalah usaha kita, dan 1% nya adalah ridho Allah. Namun jika 1% itu Allah tidak ridho, maka 99% tadi tidak ada artinya

Maka dari itu, selain berjuang kita juga harus berdoa

Meminta dengan Yang Memiliki Segala Sesuatu di dunia ini

Semoga Allah menguatkan kita untuk selalu berjuang di jalan yang benar

Aamiin Allahumma Amin....