Laman

Sabtu, 21 Desember 2013

Kepada yang tercinta, ibu...

Ibu.....
Aku harap kau tidak membaca surat lusuh ini
Surat yang kubuat dengan entah berantah
Surat yang mungkin hanya mencurahkan secuil rasa bahagiaku memilikimu
Surat yang mungkin tak akan pernah kau baca disepanjang hidupmu

Ibu....
Derai air matamu tak pernah habis kau curahkan untukku, anakmu. Cintamu jua tak pernah lekang oleh waktu. Walau habis darah dan air matamu. Segalanya hanyalah untukku. Walau ragamu rasanya ingin sekali terhempas karenaku. Kau tak pernah berhenti sebelum kutahu apa itu keberhasilan sesungguhnya.

Ibu....
Peluh keringatmu tak akan bisa tergantikan oleh apapun. Sebanyak apapun uang yang kupunya nanti, semati-matinya aku berusaha untukmu. Walau aku menggendongmu dari Indonesia sampai Mekkah, walau aku meminum air dari basuhan kakimu, walau aku menjual nyawaku untukmu. Itu semua tak akan pernah terbalas. Tak akan pernah, ibu.

Ibu.....
Sejuta maaf yang hanya bisa kulontarkan. Sejuta sesal karena egoku yang bisa kuucapkan. Sejuta naif diri ini yang mungkin hanya akan kusimpan sepanjang sisa hidupku. Walau habis darahku tumpah, tak akan pernah kubiarkan seseorang menyakitimu.

Ibu.....
Didalam surat ini, kusiasati namamu dalam lubuk hatiku yang terdalam sama seperti kau selalu menyiasati namaku dalam doamu. Maafkan aku, ibu. Aku pernah mendengar percakapanmu dengan Dia. Dan aku menangis. Namaku berulang kali kau sebut dihadapan-Nya.

Ibu.....
Tiada hadiah terindah yang bisa kuberikan dihari mulia ini. Hanya seuntai doa yang akan terus mengiringi langkah muliamu, yang akan selalu menemanimu kala suka maupun duka. Kala gelap maupun terang. Kala kau kesakitan maupun tidak. Semoga ibu disayang Allah. Semoga cinta ibu hanya untuk Allah dan mencintai kami karena Allah.

Ibu.....
Kelak doa ini akan dikabulkan, sebagai pembuktian rasa cinta-Nya padamu. Maka kupersembahkan keberhasilan itu suatu saat nanti. Demi engkau, ibu. Bidadari yang Dia janjikan padaku saat itu :')



Mega Dita Agustin
Palembang, 22 Desember 2013

Moga Ibu disayang Allah

Senin, 02 Desember 2013

Kepada-Mu, Allah...

Lagi. Air mataku jatuh lagi. Diatas sajadah hijauku.

Aku tiada sanggup mematri keadaanku
Tiada sanggup juga memaksa keadaanku 
Lirih. Senyap. Sepi. Sunyi..
Hanya ada suara jangkrik yang memecah kesunyian
Menambah indah sepertiga malamku
Bercumbu bermesraan dengan Kekasihku tercinta

Dia. Memang hanya Dia..
Cinta itu HAKIKI untuk-Nya
Air mataku jua untuk-Nya
Tersedu-sedu dalam gelap gulitanya malam
Indah bersama-Mu Ya Allah
Mana mungkin aku mencintai selain-Mu
Mana mungkin aku merindu selain kepada-Mu

Allah. 
Selembut asma-Mu dalam kitabku
Seharum kesturi di dalam surga-Mu
Seindah taman di dalam surga-Mu
Sesegar telaga kautsar

Allah.
Ajarkan aku mencintai sesuatu hanya karena-Mu
Ajarkan aku melontarkan kata-kata indah untuk-Mu
Ajarkan aku merangkai kata-kata demi dakwahku
Ajarkan aku menorehkan semua keluh kesahku terhadap-Mu

Galaxy cinta

Aku menangkap sesuatu dimatamu.

Entah apa itu. Yang kutahu hanyalah sebuah tanda nyala bahwa kau menyapaku.

Aku terpaku. Tiada berkata lebih lama.

Sudah lama sekali aku tak menyapa dan disapa olehmu.

Ah ya, kau mungkin lupa bahwa aku pernah ada disana. Dihati dan fikiranmu. Menggeliat dalam bunga tidur di setiap malammu. 

Mungkin kau juga lupa. Kita pernah bersama dalam orbital yang bernama galaxy cinta.