Aku harap kau tidak membaca surat lusuh ini
Surat yang kubuat dengan entah berantah
Surat yang mungkin hanya mencurahkan secuil rasa bahagiaku memilikimu
Surat yang mungkin tak akan pernah kau baca disepanjang hidupmu
Ibu....
Derai air matamu tak pernah habis kau curahkan untukku, anakmu. Cintamu jua tak pernah lekang oleh waktu. Walau habis darah dan air matamu. Segalanya hanyalah untukku. Walau ragamu rasanya ingin sekali terhempas karenaku. Kau tak pernah berhenti sebelum kutahu apa itu keberhasilan sesungguhnya.
Ibu....
Peluh keringatmu tak akan bisa tergantikan oleh apapun. Sebanyak apapun uang yang kupunya nanti, semati-matinya aku berusaha untukmu. Walau aku menggendongmu dari Indonesia sampai Mekkah, walau aku meminum air dari basuhan kakimu, walau aku menjual nyawaku untukmu. Itu semua tak akan pernah terbalas. Tak akan pernah, ibu.
Ibu.....
Sejuta maaf yang hanya bisa kulontarkan. Sejuta sesal karena egoku yang bisa kuucapkan. Sejuta naif diri ini yang mungkin hanya akan kusimpan sepanjang sisa hidupku. Walau habis darahku tumpah, tak akan pernah kubiarkan seseorang menyakitimu.
Ibu.....
Didalam surat ini, kusiasati namamu dalam lubuk hatiku yang terdalam sama seperti kau selalu menyiasati namaku dalam doamu. Maafkan aku, ibu. Aku pernah mendengar percakapanmu dengan Dia. Dan aku menangis. Namaku berulang kali kau sebut dihadapan-Nya.
Ibu.....
Tiada hadiah terindah yang bisa kuberikan dihari mulia ini. Hanya seuntai doa yang akan terus mengiringi langkah muliamu, yang akan selalu menemanimu kala suka maupun duka. Kala gelap maupun terang. Kala kau kesakitan maupun tidak. Semoga ibu disayang Allah. Semoga cinta ibu hanya untuk Allah dan mencintai kami karena Allah.
Ibu.....
Kelak doa ini akan dikabulkan, sebagai pembuktian rasa cinta-Nya padamu. Maka kupersembahkan keberhasilan itu suatu saat nanti. Demi engkau, ibu. Bidadari yang Dia janjikan padaku saat itu :')
Mega Dita Agustin
Palembang, 22 Desember 2013
Moga Ibu disayang Allah